webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urbain
Pas assez d’évaluations
430 Chs

97. Rencana Jahat 3

Ke esokan harinya saat jarum jam menunjukkan angka sepuluh tepat. Di sebuah gedung bertingkat. Dua keluarga mengadakan pertemuan rahasia.

Jika Ara berada di tempat itu sekarang gadis itu akan langsung mengenal wajah-wajah yang berada dalam ruangan itu. keluarga Wijaya semuanya berkumpul, dan keluarga Nugraha papanya Azka beserta mamanya juga ada di dalam satu ruangan.

Wajah mereka terlihat tegang terutama keluarga Wijaya.

Nyonya Wijaya berkata "Selanjutnya apa yang akan kita lakukan! Semua rencana yang telah kita susun semuanya hancur berantakan!"

"Itu karena putrimu sendiri! Jangan salahkan siapapun!" balas Nyonya Nugraha, ibu Azka.

"Itu karena putramu juga yang keras kepala! Dan sekarang entah dimana dan apa yang sedang dia lakukan! Kau tidak becus mengurusnya!" kembali kata-kata pedas terlontar.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com