"Ayo, Kita pergi." Rayyen tersadar. Dia langsung menarikku masuk ke dalam cermin, seketika itu aku merasa tubuhku tersedot oleh sesuatu. Aku tidak bisa membuka mata karena cahayanya begitu terang, tapi aku masih bisa merasakan bahwa Rayyen masih menggenggam tanganku erat.
Tidak lama, hanya sekitar satu menit aku sudah merasakan kaki ku menyentuh lantai. Aku membuka mata perlahan, teman-teman yang sedari tadi sudah menunggu kami langsung terlihat.
Kulihat wajah Rayyora, Ruxe, dan Ryder sangat sedih, mungkin karena Rawzora tidak bisa ikut lagi ke Amoddraz. Aku memandang kesekeliling, yang kulihat sebuah ruangan yang begitu besar dan berinterior kerajaan, seluruhnya berwarna emas.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com