Seratus Tiga Puluh Delapan

Anala mengikuti langkah Jaeta untuk masuk ke dalam apartemen. Gadis itu memperhatikan sekitar, ternyata ini lebih luas dari yang ia pikirkan serta bersih dan rapi. 

"Maaf ya Nal, aku ga jawab telfon kamu." Jaeta bicara setelah mereka duduk di sofa dengan posisi saling berhadapan. 

"Iya ga papa, cuma aku khawatir dan kepikiran aja makanya aku kesini. Kamu bisa dengar aku kan Jae?" tanya Anala memastikan apakah volume bicaranya sudah pas untuk Jaeta. 

"Aku denger kok."

"Udah mendingan pendengarannya?"

Jaeta mengusap telinganya sekilas, "untuk saat ini terasa tidak begitu terganggu, tapi bisa saja mendadak terdengar sangat pelan bahkan tak terdengar."

Anala mengangguk kecil memperhatikan Jaeta, "Aksa bilang tadi kamu masih ngerasa sakit ya? Obatnya udah dimakan?"

"Tadi pagi itu emang pusing banget, tapi sekarang udah mendingan karena aku bawa istirahat total."