Seratus Dua Puluh Tiga

"Gimana? Udah tenang sekarang?" Tian melirik gadis berparas manis yang berjalan disebelahnya.

Hari ini sesuai kesepakatan mereka kemarin, mereka pergi ke tempat kenalan Tian yang katanya bisa membantu Anala. 

Anala tidak bisa menahan senyum bahagianya karena masalahnya sudah pasti bisa diatasi sekarang, "tenang bangeeeettt, sumpah kamarin itu aku udah buntu banget, gak tahu lagi harus gimana."

Pria itu mengangguk, "semoga kerjaan kamu jadi lancar lagi deh. Nanti kalau ada apa-apa kamu bisa kasih tahu aku lagi."

"Makasih banget ya Yan."

"Iya sama-sama, aku senang bisa bantu kamu. Setidaknya hubungan kita bisa membaik bukan?"

Anala mengusap tengkuknya, entah kenapa ia merasa tidak nyaman dengan pembicaraan ini, "sebenarnya aku juga ga mau hubungan kita memburuk. Bagaimanapun kita sahabat yang sangat dekat dulunya. Kita menghabiskan masa muda bersama."