“Lagi ngerjain apa sih pagi-pagi?” tanya Gama. Ia baru keluar dari kamar mandi dan melihat Aileen yang sudah sibuk menekuri laptop-nya.
Hari masih terlalu pagi dan Aileen malah memusatkan perhatiannya kepada laptop, bukan dirinya, tentu saja Gama tidak terima.
Tidak bisa dibiarkan kan?
“Gam!” tegur Aileen saat Gama mulai menciumi lehernya.
“Hm …,” jawab Gama asal sebelum meraih jemari Aileen dan memainkannya. “Sayang banget jarinya dipake ngutak-ngatik keypad laptop pagi-pagi. Ada aku yang nganggur loh ini.”
“Tapi ini persiapanku buat meeting nanti—”
Gama tahu apa yang dikerjakan Aileen penting, sangat penting malah, jika dilihat dari Aileen yang pagi-pagi buta sampai harus berkutat dengan pekerjaan itu. Namun, Gama sedang bertaruh dengan diri sendiri.
Aileen yang ia tahu workaholic, Aileen yang tidak bisa diganggu jika fokus pada sesuatu, Aileen yang kadang masih mencoba memasang pagar pembatas dengannya, apa ia bisa menaklukkan Aileen lagi?