webnovel

Siapa Yang Mengantarmu Pulang?

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Qin Siyuan mengangguk mematuhi perintah ibu tirinya dan kembali ke kamarnya.

Tapi ketika dia sampai di lantai dua, dia kembali menoleh untuk melihat Gu Anxi.

Gu Anxi berpura-pura seolah tidak menyadari tatapannya.

Wang Keru perlahan menuruni tangga dan berdiri di depan Gu Anxi dengan ekspresi yang sangat tidak enak dilihat. "Bukankah aku memberimu uang? Kudengar kamu bekerja di bar. Apa kamu ingin kuberitahu tempat seperti apa Bar Dise itu? Gu Anxi, bisakah kamu berusaha menjadi anak yang membanggakan? Kamu gagal dalam ujian. Kamu dulu belajar melukis, tapi sekarang bagaimana? Kurasa kamu sudah lupa cara menggunakan kuas."

Wang Keru sepertinya sedang dalam suasana hati yang sangat buruk. Dia menghembuskan napas berat dan berkata, "Mulai besok, kamu tidak diizinkan pergi ke tempat-tempat seperti itu lagi. Aku telah merekrut seorang guru lukis untukmu. Dia adalah pelukis terkenal di Qingcheng. Belajarlah yang rajin demi ibumu ini. Jangan terus-terusan membuatku malu lagi. Kamu tahu sendiri kan situasi kita sekarang bagaimana? Jika putri pelayan rendahan itu masuk ke rumah ini, masih bisakah kita hidup dengan baik seperti ini?"

Gu Anxi memandangi tangan kanannya yang terbalut kain kasa dan tersenyum tipis, "Memangnya Anda pernah memiliki kehidupan yang tidak baik, Nyonya Qin?"

Wang Keru menjadi semakin marah. Nama panggilan Nyonya Qin yang keluar dari mulut Gu Anxi terdengar sangat mengejek.

Mata Wang Keru menyipit menahan amarah, lalu dia berujar dengan suara sedingin es, "Apa kamu masih menyalahkanku karena menikah lagi? Gu Anxi, sadarlah. Ayahmu itu sekarang sedang terbaring di rumah sakit, dan biaya pengobatannya lebih dari 100.000 yuan setiap bulannya. Dia meninggalkan begitu banyak kekacauan untuk kita. Selain itu, biaya perumahan Yuntian juga belum dilunasi. Kita juga masih harus membayar cicilan pinjamannya sebesar ratusan ribu setiap bulannya. Rentenir akan datang untuk merampas semua milik kita kalau kita tidak membayarnya kembali. Jika aku tidak menikah lagi, bukankah sama saja dengan menunggu ajal menjemputku?"

Kini sudah habis kesabarannya menghadapi Gu Anxi. Wang Keru pun berbicara lagi, "Aku bersedia melakukan apapun untuk menyelamatkan hidup ini."

"Jadi, jalan keluar yang Ibu pilih adalah meninggalkan ayah." Gu Anxi menekan bibirnya kuat-kuat. 

Wang Keru tertawa menghina pada Gu Anxi. "Apa kamu mau membantu melunasi hutang puluhan juta yuan itu? Gu Anxi, tidak peduli betapa naifnya dirimu, semua pasti ada batasnya."

"Aku akan membayar semuanya." sahut Gu Anxi dengan dingin, kemudian dia berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

Suara Wang Keru kembali terdengar dari belakang, "Kamu bisa membayarnya? Apa yang kamu gunakan untuk membayarnya?"

Gu Anxi tetap berjalan menuju lantai atas seolah tidak mendengar pertanyaan Wang Keru.

Wang Keru semakin naik pitam. Dia segera naik ke atas mengikuti Gu Anxi dan meraih tangannya untuk menghentikan langkahnya. "Apa kamu tidak dengar? Aku sedang bicara padamu! Besok, pergilah ke sekolah bersama Siyuan dan rebut dia kembali. Aku tidak tahan melihat seorang pelayan rendahan merangkak di atasku sesuka hatinya."

Gu Anxi menatap ibunya tanpa berkata apa-apa. Menyadari arti tatapan anaknya itu, Wang Keru pun bertanya, "Kenapa kamu melihatku seperti itu?"

Gu Anxi tersenyum kecil. "Aku hanya ingin bertanya, apakah aku hanya sebuah alat untuk menyelamatkan harga dirimu?"

Wang Keru sangat tidak bahagia. Namun, selama Anxi dapat menjerat Qin Siyuan, semuanya tidak akan menjadi masalah.

Tapi, anaknya ini tidak mau mendengarkannya.

Mungkin rumor itu memang benar. Ramalan bintang kehidupan Gu Anxi tidak bagus. Kehadiran Gu Anxi membuat Wang Keru tidak dapat hidup dengan tenang.

Keluarga Gu telah bangkrut, dan meski sekarang mereka telah menjadi anggota Keluarga Qin, kehidupan Wang Keru kembali kacau.

Mengapa Wang Keru masih menggantungkan harapan pada Gu Anxi?

Sudah tidak ada cara untuk mengatasi semuanya lagi.

Sementara Wang Keru masih tenggelam dalam pemikirannya, Gu Anxi sudah berjalan menuju kamar tidurnya. Kamar Gu Anxi berada di sisi paling barat di lantai dua dan berhadapan dengan kamar Qin Siyuan.

Ketika Gu Anxi baru tiba di lorong menuju kamarnya, dia bertemu dengan Qin Siyuan. Pria itu berdiri di depannya sambil bersedekap dan memandangnya dengan curiga.

Gu Anxi membuka pintu kamarnya sambil berujar, "Aku ingin tidur. Bicaranya besok saja."

Qin Siyuan bertanya dengan dingin, "Siapa pria yang mengantarmu pulang?"

Alih-alih menjawabnya, Gu Anxi justru membanting pintu tepat di depan muka Qin Siyuan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Qin Siyuan pun sangat marah dan mengetuk pintu kamar Gu Anxi beberapa kali. "Gu Anxi!"

Tentu saja, Gu Anxi mengabaikannya. Dia tidak akan membukakan pintu.

Qin Siyuan tidak berani membuat keributan yang justru akan membangunkan ayahnya, jadi dia kembali ke kamar tanpa daya.