webnovel

Mengertilah, Semalam Ibumu Minum Obat Tidur

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Keesokan paginya, keempat anggota Keluarga Qin duduk di meja makan untuk sarapan. Sang kepala keluarga, Qin Han, sedang membaca koran dengan tenang.

Sebenarnya Qin Han memperlakukan Gu Anxi dengan baik. Terkadang dia juga memberi perhatian pada Gu Anxi, meski hanya dengan sepatah atau dua patah kata.

Tentu saja, selain istrinya, penampilan Gu Anxi juga menjadi favorit para pria tua seperti dirinya.

Dulu, Qin Han selalu mengira kalau putranya menyukai Anxi. Tetapi, ketika Gu Anxi menghilang, ternyata Siyuan malah menjalin hubungan dengan Shen Wanqing. Sebenarnya dia tidak terlalu menyukai gadis bernama Shen Wanqing itu, namun bagaimanapun juga, putranya berhak untuk menentukan pasangan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dia tidak menolak pilihan putranya lagi.

Wang Keru memakan menu sarapan dengan elegan. Dia melirik ke arah Gu Anxi dan berkata, "Nanti berangkatlah satu mobil dengan Siyuan, mengerti?"

Qin Han mengangkat alisnya dan menatap istrinya dengan ekspresi terkejut.

Akhirnya semuanya menjadi jelas.

Kini Qin Han dan Wang Keru memang sudah menjadi satu keluarga dalam pernikahan kedua mereka, namun sebenarnya dia sudah sangat menyukai Wang Keru sejak masih muda, sampai akhirnya Gu Yuntian mengalami kecelakaan. Kebetulan Qin Han sendiri sudah menjadi duda setelah pernikahan pertamanya yang baru seumur jagung. Baru kali inilah dia menikah lagi.

Tidak ada satu pun dari kedua anak itu yang menyahut ucapan Wang Keru. Qin Han melipat koran dan berbicara. "Siyuan, apa kamu dengar apa yang bibimu katakan?"

Qin Siyuan tersenyum mengiyakan, kemudian matanya tertuju pada wajah Gu Anxi.

Gu Anxi menggigit roti dalam potongan kecil, tanpa mengatakan apa-apa.

Qin Han tidak menyukai sikap Gu Anxi yang tidak sopan ini. Dia juga tidak ingin putranya terlalu menderita secara emosional. Seorang wanita cantik hanya mau diperlakukan dengan manis.

Paras Anxi memang sangat cantik, tapi dia sungguh sulit didekati. Meski begitu, menurut Qing Han, Gu Anxi tidak memiliki hal yang luar biasa pada dirinya selain kecantikannya. 

Di sisi lain, kepribadian Shen Wanqing jauh lebih lembut dibandingkan Gu Anxi.

Setelah berpikir-pikir, Qin Han berkata, "Oh ya, Siyuan akan menjemput Wanqing untuk pergi ke sekolah bersama. Ngomong-ngomong, dia sudah lama tidak datang ke sini dan makan malam bersama kita. Nanti ajak dia kemari untuk makan malam."

Kemudian Qin Han memandang Gu Anxi dengan lembut. "Malam ini, jangan keluyuran ke mana-mana, ya. Pulanglah lebih awal untuk makan malam bersama. Semalam, ibumu tidak bisa tidur sampai tengah malam karenamu. Dia baru bisa tidur setelah minum obat tidur."

Bagaimanapun juga, Gu Anxi hanya akan tinggal di rumah Keluarga Qin untuk sementara. Cepat atau lambat, akhirnya dia juga akan menikah dan pergi dari sini.

Dia pasti tidak akan nyaman tinggal di sini begitu Siyuan menikah nanti.

Qin Han adalah seorang pengusaha. Dia sangat pintar dalam menganalisa keadaan, dan semua kelihaian ini tersembunyi di balik ekspresi wajahnya yang tenang. Dia sangat pandai mengendalikan emosi. Orang lain hanya tahu bahwa dirinya memiliki temperamen yang bagus, padahal sifatnya yang sebenarnya bertolak belakang dengan ini. Sebenarnya Qin Han adalah pria yang tidak berperasaan, dan yang mengetahui hal ini hanyalah teman tidurnya, Wang Keru.

Oleh karena itu, Wang Keru menjadi cemas karena mengerti maksud ucapan Qin Han.

Qin Han sangat baik pada Wang Keru. Dia juga memberi Wang Keru cukup banyak uang setiap bulannya. Tetapi, Wang Keru juga dapat merasakan bahwa perasaan Qin Han terhadapnya berbeda dengan saat masih muda dulu. Sekarang, Qin Han hanya menganggapnya sebagai istri kedua yang dapat mengatur hal-hal kecil di rumah. Akan tetapi, dia tidak memberi Wang Keru hak untuk menyentuh hal-hal besar atau apapun yang berhubungan dengan urusan perusahaan.

Saat ini, sikap asli Qin Han kelihatan sangat jelas.

Ekspresi wajah Wang Keru sedikit suram, tapi dia memaksakan sebuah senyuman. "Anxi, kamu dengar tidak apa yang dikatakan pamanmu?"

Setelah menghabiskan rotinya, barulah Gu Anxi berkata dengan pelan, "Malam ini aku ada urusan."

"Memangnya urusan apa yang harus kamu lakukan?" Wang Keru semakin kesal. "Kan aku sudah bilang padamu..."

Merasa kalau sudah membicarakan hal pribadi di tempat yang salah, akhirnya Wang Keru berbicara dengan sangat lembut, "Kamu hanya perlu belajar dengan baik. Tidak usah mengkhawatirkan tentang hal-hal lain."

Gu Anxi menyahut pelan, "Aku mau pergi menjenguk Ayah."

Wajah Wang Keru tampak tidak senang mendengar Gu Anxi mengatakan ini.