webnovel

Playboy juga punya hati

Arul adalah seorang Playboy yang suka gonta-ganti pacar karena dia benci pada wanita dan ingin membalas dendam pada wanita karena kehidupan keluarganya. Risya gadis tomboy berkulit putih yang memiliki lesung pipit di pipi. tidak pernah pernah pacaran perempuan sholehah yang memasuki kehidupan Arul dan merubah Playboy yang tidak punya hati. menjadi seorang Lelaki yang memiliki hati. Dia memiliki prinsipnya pacaran 1x, jatuh cinta 1x dan menikah 1x. Belinda gadis Psikopat yang mencintai Arul dan terobsesi pada Arul. yang akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan cinta Arul. " Cinta yang ada di hati hanya memiliki 1 nama, Namun Takdir kadang memberikan banyak nama dalam kehidupan kita. karena Takdir berbeda dengan Cinta. Cinta hanya mampu dirasakan dengan hati. tapi takdir adalah sesuatu yang harus kita terima walau tidak sesuai keinginan hati. " Bagaimana kisah Arul dan Risya ?? akankah mereka hidup bersama ?

kavia_trina · Urbain
Pas assez d’évaluations
155 Chs

82. Kamu yang selalu ada dihatiku

" iyaa..dari siapa lagi. emang gue yang beliin lo bakso. ihh males banget. " jawab Teguh sambil meletakkan 2 buah mangkok dan sendok di depan Arul

Arul mengambil mangkok dan sendok lalu membuka bakso yang dibelikan Risya dengan penuh semangat. tapi sesaat wajahnya berubah lesu ketika dia teringat kenangan waktu makan bakso bersama Risya. Rasanya begitu manis waktu yang dia habiskan bersama Risya. walau hanya sebuah kenangan sederhana namun terasa indah. Memang benar kata orang, kita akan merasa begitu kehilangan ketika kita sudah berpisah.

Teguh memperhatikan raut wajah Arul yang berubah sendu dengan tatapan sedih. Dia memang tidak tau apa yang terjadi dengan mereka berdua. Namun Dia sangat benci melihat mereka seperti ini.

" cukup sudah Rul. gue nggak tahan lagi. " kata Teguh meletakkan mangkok baksonya dan menakupkan kedua tangan di depan dada.

" ceritakan apa yang terjadi ?" kata Teguh bak seorang hakim yang mengadili seorang penjahat.

" ga da apa-apa kok Guh. gue hanya teringat Risya aja kok. " ucap Arul berusaha merubah mimik mukanya menjadi lebih tenang.

" Gue tau lo inget sama Risya. yang gue pengin tau kenapa lo putus sama Risya ?Gue nggak suka liat lo dan Risya bagai orang asing begitu. sementara lo sama Dia udah kelihatan banget masih saling sayang. sampe kapan lo bakal seperti ini Rul. gue bener2 ga rela lo nyakitin hati Risya. apalagi liat lo yang kaya pecundang begini. ga berani deketin Risya walau sekedar ngasihin dia payung. " hardik Teguh kepada Arul dengan penuh emosi, wajahnya sampe merah padam karena marah, dan nafasnya juga tersengal-sengal. Arul aja sampe melongo melihat sahabatnya memarahi Dia bagai pak Guru yang sedang memarahi muridnya yang berbuat nakal.

" Guh.." gumam Arul lirih. Dia nggak menyangka kalo sahabatnya bisa begitu marahnya. di balik perilaku sahabatnya yang cuek dan suka membulinya. ternyata Teguh bisa begitu perhatian padanya.

" gue akan menceritakan semua sama Lo tapi Lo janji nggak akan cerita sama Ani ya. " kata Arul

" oke gue janji."

Arul lalu menceritakan mengenai penyebab dirinya dan Risya jadi berpisah. Mengenai orang tuanya yang ingin dia segera bertunangan dengn Neli anak dari sahabat ayahnya demi untuk membayar hutang-hutangnya. dan mengenai Janjinya pada papahnya Risya yang menyuruhnya meninggalkan Risya dan menunggu 5th agar Dia bisa menikahi Risya dengan syarat mereka masih sama-sama sendiri. Teguh sampai ternganga mendengar cerita Arul tidak menyangka bahwa ujian cinta sahabatnya begitu berat. Teguh tidak bisa memberikan saran apa-apa pada Arul kalo itu menyangkut orang tua. Dia tau benar bahwa kedua sahabatnya masih saling mencintai dan terpaksa berpisah karena orang tua. begitu mulia hati sahabat-sahbatnya itu. pikir Teguh. mereka rela tersiksa demi orang tua mereka.

" gue...nggak nyangka penderitaan lo sama Risya sedalam ini Rul. kenapa lo nggak pertahankan cinta kalian dan mengatakan hal itu kepada orang tua kalian. ortu lo juga belum kenal Risya kan ? sapa tau mereka berubah saat mengenal Risya " Teguh menyarankan.

" Risya yang memilih pergi dari hidup gue Guh. karena dia anggap itu jalan satu-satunya agar gue bisa berbakti pada kedua orang tua gue. " jawab Arul.

" mulia sekali hati Risya. lo beruntung pernah memiliki wanita sebaik dia Rul. " kata Teguh penuh kekaguman. memang sebenarnya Teguh juga menyukai Risya waktu mereka pertama kali berkenalan saat masih menjadi karyawan baru namun Arul lebih dulu mengungkapkan perasaannya pada Risya. hingga mereka pacaran. dan Teguh memilih mundur dan akhirnya berpacaran dengan Ani sahabatnya.

" jadi lo akan bertunangan dengan anak dari sahabat bokap lo liburan agustusan nanti? " tanya Teguh

" Ya sepertinya begitu. "

" Lo yakin bisa mencintai Neli Rul?"

Arul menggelengkan kepalanya. " Aku nggak bisa mencintai wanita lain Guh. mungkin mereka bisa memiliki ragaku tapi tidak hatiku." jawab Arul

" Kalo memang itu keputusan kalian gue ga bisa berbuat apa-apa. gue cuma bisa doain kalian aja. semoga kalian bisa berbahagia bersama pasangan kalian msing-masing pada akhirnya. "

" makasih guh. gue nggak akan menikah sampai melihat Dia menikah dulu Guh. gue bakalan cari cara buat menundanya. sampai gue lihat dia bahagia. " kata Arul pada sahabatnya.

Teguh hanya mengangguk dan menepuk bahu Arul berusaha memberikan kekuatan pada sahabatnya agar bersabar menerima cobaan ini.

*******

beberapa minggu kemudian. liburan yang ditunggu-tunggu tiba. dari PT sudah disediakan mobil jemputan ke kampung PP ( pulang - pergi ). Hari yang ditunggu-tunggu sebenarnya. karena kami semua dapat libur pulang ke kampung halaman selama 1 minggu full.

Risya menenteng tas ranselnya menuju PT. karena bus jemputan sudah menunggu disana. Dia bersama teman-teman 1 kampungnya berada di bus 05. Risya, mas Darma, mba Andri, Ani. Rohma. somad, lili dan yang lainnya kebetulan berada dalam satu bus. tentu saja jadi bikin heboh di Bus. Risya duduk dengan Ani waktu itu. kehebohan di belakang tak dihiraukannya. Dia melihat Arul memasuki bus 6 yang sama juga menuju kampungnya. Risya jadi sedikit kecewa jadi impiannya dulu pulang bersama dengan Arul dan akan mengenalkan Arul dengan keluarganya sirna sudah. Arul benar-benar menjauh darinya. bahkan dia memilih bus 06 bukan di bus 05 barsamanya. Risya sedih namun dia berusaha menyembunyikan kesedihannya di depan teman-temannya.

" Loh Ris, Arul mana ? " tanya Somad.

" Aku ga tau. " jawab Risya di buat setenang mungkin. Dia tau teman-temannya pasti akan bertanya dan mulai curiga. kenapa Arul nggak bisa berpura2 sebentar saja sih duduk dengannya di bus yang sama agar teman-temannya tidak curiga.

" kok aku liat dia naik bus 06, ga salah naik bus dia?" tanya Lili.

" Udah biarin aja. mungkin Dia mau mpir dulu kali. " jawab Ani.

Risya hanya mengangguk mengiyakan saja apa yang dikatakan Ani. Dalam hati Risya menjerit, "tega kamu kak membuat hubungan kita begini sekarang." batin Risya. Tapi Risya berusaha tenang dan ikutan tertawa dan bercanda dengan yang lain.

Risya berusaha memejamkan matanya saat Bus sudah mulai berjalan dan dalam kegelapan. Risya berusaha tidur dengan tenang namun dia masih saja teringat Arul.

" kak.." Dia bergumam masih memejamkan mata. Dia merasakan ada sebuah tangan besar yang menyentuh kepalanya dan menyandarkan di bahu si pemilik tangan besar itu. ada rasa Nyaman saat Risya bersandar di dada bidang itu.

" kak Arul.." Risya mengigau dalam tidurnya. sementara teman-teman yang lain sudah terhanyut dalam mimpi mereka masing-masing.

Arul tidak berkata-kata, Dia hanya meminta Ani berpindah tempat duduk ketika melihat Risya bersandar di kaca bus sambil tertidur. tidak ada yang curiga karena memang teman-temannya hanya tau mereka masih jadian. Arul membelai pipi Risya dan mencium ujung kepala Risya yang bersandar di dadanya, berusaha agar Risya bisa tidur senyaman mungkin. Risya bisa merasakan kalo Arul ada disampingnya. namun Dia mengira bahwa semua yang dirasakannya hanyalah sebuah mimpi. Risya hanya tau kalo Arul menaiki bus yang berbeda dengannya. jadi tidak mungkin kalo orang di sebelahnya adalah Arul. apalagi suasan bus sangat gelap.

Arul menyandarkan kepalanya di kepala Risya, tangan kirinya dilingkarkan ke bahu Risya dan tangan kanannya menggengam tangan Risya dengan erat. Dan diapun memejamkan matanya. sepanjang malam mereka tidur sambil berpegangan tangan. Risya masih merasakan bahwa semua hanyalah mimpi.