webnovel

Playboy juga punya hati

Arul adalah seorang Playboy yang suka gonta-ganti pacar karena dia benci pada wanita dan ingin membalas dendam pada wanita karena kehidupan keluarganya. Risya gadis tomboy berkulit putih yang memiliki lesung pipit di pipi. tidak pernah pernah pacaran perempuan sholehah yang memasuki kehidupan Arul dan merubah Playboy yang tidak punya hati. menjadi seorang Lelaki yang memiliki hati. Dia memiliki prinsipnya pacaran 1x, jatuh cinta 1x dan menikah 1x. Belinda gadis Psikopat yang mencintai Arul dan terobsesi pada Arul. yang akan melakukan apapun untuk bisa mendapatkan cinta Arul. " Cinta yang ada di hati hanya memiliki 1 nama, Namun Takdir kadang memberikan banyak nama dalam kehidupan kita. karena Takdir berbeda dengan Cinta. Cinta hanya mampu dirasakan dengan hati. tapi takdir adalah sesuatu yang harus kita terima walau tidak sesuai keinginan hati. " Bagaimana kisah Arul dan Risya ?? akankah mereka hidup bersama ?

kavia_trina · Urban
Not enough ratings
155 Chs

81. Akhir kisah Cinta Kita ( bagian 10 )

Untung Hari ini Risya jatah libur. sementara Arul masuk sore jadi mereka bisa lebih santai hari ini. karena semalem tidak ada satupun dari mereka yang bisa tidur. mereka tenggelam pada pikiran dan kenangan diantara mereka masing-masing.

" Duh pusing banget kepalaku. " Risya terbangun dari tidurnya. Dia nggak tau kapan dia tidur karena seingat Dia semalem dia terlalu lelah menangis sampai tertidur sendiri. Dan saat ini dia bangun dengan kepala yang sangat pusing. dunianya seakan berputar-putar. Dia menyadari kalo semalam dia tidak makan karena menunggu Arul makan bersama. tapi tidak jadi makan bersama padahal Risya sudah membelikan Arul nasi goreng ayam kesukaannya. Dia sampai lupa karena semalam mereka sudah menyelesaikan hubungan mereka. Risya melihat nasi goreng yg masih tergeletak di meja.mungkin sekarang sudah bau. Diciumnya bungkus nasi goreng itu untuk mengecek apa masih layak dimakan atau tidak. tapi tiba-tiba perutnya terasa mual mencium bau tidak sedap dari bungkus nasi goreng itu. Risya kemudian membuangnya. Kini Dia benar-benar sangat lapar. tapi Dia juga merasa sangat lemas dan tidak bertenaga. untuk berjalan membeli makanan saja rasanya sangat sulit. coba Dia masih pacaran sama Arul. dia pasti akan minta tolong padanya untuk membelikan makanan. Hari ini Dia libur tapi teman satu kamarnya berangkat semua. jadi dengan terpaksa Dia turun untuk cari makan sendiri. Bagaimanapun Di harus makan agar badannya bisa sehat kembali. nggak ada alasan untuk bermanja karena Dia kini diperantauan bukan di rumah yang akan selalu diperhatikan oleh mamahnya jika sedang tidak enak badan seperti ini. Risya mandi lalu turun ke bawah. kebetulan sekali hari ini hujan turun agak lebat. jarak dari mess ke kantin lumayan jauh sekitar 200m. dan Dia tidak memiliki payung. Dia terpaku di lantai 1 di bawah tangga sambil melihat hujan yang semakin deras seperti suasana hatinya saat ini. Dia jadi teringat beberapa bulan yang lalu ketika Dia dan Arul masih jadian. Mereka janjian makan bersama tapi kebetulan hujan turun, Arul segera berlari meminjam payung agar mereka tidak kehujanan. Arul memegang payung sambil mendekap mesra Risya dan mereka berjalan berdua sampai ke kantin.

Risya menggelengkan kepalanya, menyadarkan dirinya sendiri kalo semua hanya kenangan manis sekarang. Dan sekarang mereka sudah berpisah.

Sementara Arul melihat Risya yang sedang kebingungan karena hujan di dalam kamarnya. Diapun teringat kenangan manisnya dengan Risya waktu itu, Ingin Dia mendekati Risya tapi itu akan semakin sulit baginya untuk berpisah. Ditahannya sekuat tenaga agar tidak mendekati Risya.

" Hey...liatin apa ya ? " Teguh menepuk bahu Arul yang sedang memperhatikan Risya. Dia lalu mengikuti arah pandangan Arul.

" Oh...aku tau. kamu lagi perhatiin Risya ya? samperin aja sana. kasihan kan kalo sampe kehujanan. lo ga liat wajahnya pucat begitu. "

" Kamu aja ya guh. tolong kamu bawa payung ini dan berikan padanya. aku takut dia sakit nantinya. "

" kenapa nggak kamu kasih sendiri sih Rul. kalo masih cinta ngapain sih pake pisah2 segala. menyiksa diri tau." ceramah Teguh

Sementara Risya semakin merasa dirinya lemah. dan Dia harus makan jadi dia nekad berjalan di pinggiran mess berloncat-loncat seperti kelinci, mencari tempat perlindungan di tepian mess yg ada atapnya. walaupun tetap basah sih cuma nggak terlalu juga.

" Risyaaa.... " Teguh mengejar Risya yg sudah berlari menerjang hujan.

Risya menengok ke belakang mencari sumber suara yang memanggilnya. ternyata Teguh yang berlari sambil membawa payung.

" Apa ??" tanya Risya

" Pake payung biar nggak kehujanan. nanti kamu sakit lagi. " kata Teguh sambil menyerahkan payungnya

" makasih tapi nanggung guh. aku dah kehujanan. udah kamu pake aja, nanti kamu yang kehujanan jadinya kalo payung dikasih ke aku. " Risya berusaha menolak

" Ini dari Arul. Dia yang minta tolong padaku tadi buat kasih payung ini ke kamu. dia takut kamu sakit. kenapa sih kalian pake pisah segala. sedih gue liatnya, padahal masih saling sayang. " tanya Teguh

" kak Arul yang memberikannya?" tanya Risya dengn wajah sumringah. ternyata kak Arul masih perhatian padanya. " pikir Risya dengan senyum-senyum bahagia.

" Iya..udahlah Ris kalian berdua balikan aja. gue nggak tega liat kalian kaya gini. "

Risya hanya tersenyum pahit. " Guh, aku mau tanya apa kak Arul sudah makan ? "

" Boro-boro makan Ris, dari semalem dia melamun terus, takut gue, takut dia kesambet nantinya. sebenarnya ada apa sih Ris? kok jadi kaya gini hubungan kalian? apa Arul dah punya cewe baru? biar gue hajar kalo sampe dia selingkuhin lo. "

"Ga kok Guh, ini ujian cinta gue sama dia. eh..kamu tunggu sebentar ya guh." Risya segera berlari ke kantin membeli 3 bungkus bakso. 1 untuk dirinya, yg 2 bungkus diberikan kepada Teguh untuk Arul dan Teguh.

" Apa ini Ris ? " tanya Teguh sambil menerima bungkusan yg diberikan Risya.

" Oh itu bakso buat lo sama kak Arul. bilangin Di suruh makan ya, aku juga nggak mau dia sakit. tolong sampaikan juga. gue akan selalu ingat pesan Dia. walaupun gue nggak bareng lagi sama dia. "

" pesan Apaan ? " tanya Teguh.

" ihh...kepo deh. " jawab Risya berlalu meninggalkan Teguh agar Dia bisa segera menikmati baksonya. hujan-hujan begini enaknya makan bakso, dulu biasanya dia akan membeli 1 mangkok bakso yang akan dimakan bersama dengan Arul. biasanya Arul akan mengambil bakso yang sudah digigit Risya separuh dan lalu memakannya. Dia akan bilang kalo rasanya lebih lezat dari bakso yg masih utuh. kalo sudah begitu wajah Risya akan memerah karena malu. Kembali dia teringat kenangan manis bareng Arul. kali ini dia hanya bisa menitikkan airmata sambil makan bakso sendirian.

Sementara Dikamar Arul, Teguh pulang dengan membawa payung yang basah yang tadi dikembalikan oleh Risya. dan 2 bungkus bakso.

" Ayoo makan rul." kata Teguh sambil meletakkan baksonya dan mengambil piring dan gelas untuk meteka makan bakso.

" lo aja deh guh yang makan.gue lagi ga selera makan." kata Arul dengan sangat malas.

" gue cuma nyampein amanah aja dari yang ngasih bakso kalo dia nggak mau kamu sakit kalo nggak makan, dia juga bilang kalo dia akan selalu ingat pesan kamu. " kata Teguh pada Arul.

" Apa ?? maksud kamu Risya yang membelikanku bakso. " tanya Arul bersemangat.