sedangkan Risya sendiri dikenal pak Yogi karena Dia pacar Arul yang ramah, cantik,sholehah dan pintar. Risya juga tidak sombong tidak seperti pacar - pacar Arul yang lain yang nggak pernah mau berbincang dengannya. jangankan berbincang, menyapa saja tidak mau. tapi Risya selalu menyapanya saat mereka berpapasan bahkan menanyakan kabarnya, istri dan juga anaknya. Buat Pak Yogi pasangan Risya dan Arul adalah pasangan yang cocok dan sangat serasi. bahkan Dia sepertinya tidak rela jika mereka berpisah. tapi mereka juga anak yang berbakti kepada orang tuanya. apalagi Risya Dia bukanlah orang egois yang bisa menyakiti orang lain. bahkan yang Dia kenal Risya adalah sosok orang yang rela berkorban demi kebahagiaan orang lain.
Akhirnya pak Yogi tidak mampu menegur mereka malah pergi meninggalkan mereka karena kasihan pada mereka. mungkin mereka memang butuh waktu untuk berbicara berdua. pikirnya
Arul dan Risya melepaskan pelukan mereka. Arul melihat jam ditangannya sudah pukul 01.00. Arul akhirnya pamit.
" udah malem, aku pamit dulu ya. kamu juga butuh istirahatkan?"
tapi Risya sepertinya takut melihat Arul pergi. Dia masih menggenggam tangan Arul dan tidak mau melepaskannya. wajahnya kusut dan berantakan karena airmata yang menetes di pipinya. Arul pun sama, matanya merah karena tak sanggup menahan tangisannya.
" Jadi...apa ini artinya kita akan berpisah? " tanya Risya memastikan hubungan mereka.
" Aku ikuti semua saran kamu sayang. kalo kamu nggak mau kita pisah, aku akan tetap bersamamu. tapi kalo kamu ingin kita pisah, aku akan pergi dari hidupmu. biarlah takdir yang menentukan kita berjodoh atau tidak. " jawab Arul.
" Kalo begitu, pergilah...semoga kau bahagia. " jawab Risya memalingkan wajahnya, Dia nggak sanggup menatap Arul lagi, ada kecewa di hatinya kenapa Arul tak mampu membuat keputusan memilihnya jika memang dia sangat mencintainya. tapi separuh hatinya berkata bahwa dia tidak boleh egois. Dia harus melepaskan Arul bukan karena tidak mencintainya, tapi untuk kebahagiaanya dan keutuhan keluarganya.
" Apa itu keputusanmu ? " tanya Arul lagi, walaupun Arul tau bahwa Risya melakukan itu untuknya tetap saja separuh hatinya juga terasa perih. bahwa Risya memilih untuk pergi darinya daripada berjuang bersamanya.
Memang Tidak ada pilihan lain untuknya. tapi kenapa rasanya tetap tidak rela ketika pilihan itu dipilih oleh kekasihnya.
" Apa aku ada pilihan lain? kamu tau sejak dulu aku nggak mampu berebut dengan perempuan lain. aku lebih rela menderita daripada harus berebut dengannya. Apalagi ayah kamu yang akan dipertaruhkan hidupnya. aku bukan orang kaya yang mampu membantumu melunasi hutang ayah kamu. Andai aku punya banyak uang, aku akan rela memberikannya padamu untuk melunasi hutang orang tua kamu. agar kamu tetap berada disisiku. " Risya benar-benar sedih karena ketidakmampuannya. dia terlahir sebagai orang yang tak mampu hingga dia tidak punya pilihan lain selain melepaskan cintanya.
" baiklah..." Arul berlalu dengan membawa sesak didadanya. Dia pergi meninggalkan Risya yg masih terpaku ditempatnya dengan derai airmata." Inikah akhir kisah cinta kita? kenapa begitu menyakitkan ? "
Arul sampai dikamarnya, Dia mulai terisak di sudut ruangan. hatinya sakit sekali, sampai dia tak tahan megang dadanya, dan meremas dadanya berharap rasa sakit dihatinya sedikit berkurang, tapi kenyataannya justru semakin sakit sehingga tubuhnya bergetar dengan hebat. hampir saja dia tersungkur ke lantai. Andai saja Teguh tidak menangkap tubuh besarnya.
" hai...Rul. kamu kenapa ? " tanya Teguh panik melihat kondisi Arul seperti itu. Arul hanya terdiam tak menghiraukan kata-kata Teguh. Teguh membantu Arul untuk bangun dan duduk diranjangnya. Teguh menuangkan segelas air putih dan memberikannya pada Arul.
" Ini minum dulu Rul."
Masih dengan tatapan kosong Arul menerima gelas dari tangan Teguh. " Istigfar Rul...istigfar ..." kata Teguh mencemaskan kondisi Arul. Dia takut kalo-kalo Arul nanti kesurupan penghuni Mess ini. apalagi sekarang sudah jam 2 pagi. Dia jadi bergidik sendiri takut kalo-kalo Arul benar-benar kesurupan. Apalagi di kamar itu cuma ada Arul dan dirinya saja. Teguh juga pernah mendengar kalo kesurupan juga bisa menular dalam kondisi tertentu makanya dia juga baca-baca suratan biar pikirannya nggak kosong.
" Astagfirullohaladzim..." Teguh jadi lega mendengar suara Arul beristigfar. minimal Arul jadi ingat pada Tuhannya. berarti Dia tadi tidak kesurupan. pikir Teguh
" kamu kenapa Rul ? " tanya Teguh ketika melihat Arul sudah mulai merespon kata-katanya.
" Aku...aku hancur Guh. semuanya sudah hancur sekarang. "
" Apanya yang hancur Rul? kalo bicara yang jelas dong. "
" Cintaku sudah hancur Guh, aku dan Risya sudah berpisah. "
" Apaa?? bagaimana bisa kamu putus sama Risya? the King and The Queen in the Mess putus. wah...bisa heboh seluruh Mess ini besok. "
" Kami berpisah Guh. "
" Tapi why? mengapa? kamu dan Risya itu dah kaya surat sama perangko. nempel terus ga bisa lepas. kok sekarang pisah? jangan bilang kamu punya cewek lain Rul. aku nggak bakalan terima. bagaimanapun Risya sahabat kekasihku. aku nggak terima kalo kamu sampai menyakitinya. " ceramah Teguh panjang kali lebar.
Arul hanya diam mendengar ceramah dan kata-kata Teguh padanya. saat ini Dia sedang tidak mau menjelaskan persoalan yang terjadi pada mereka berdua. Teguh sangat paham dengan sahabatnya, mungkin Arul hanya butuh waktu untuk sendiri. Diapun kembali ke ranjangnya dan bersiap tidur kembali.
Risya sama seperti Arul dikamarnya. Dia tak berdaya dengan keadaan ini. yang dia tau adalah dia melepaskan Arul agar dia bahagia, Dia bagai lilin yang rela hancur memberikan kebahagiaan untuk kekasihnya. Dulu Risya kadang mengejek orang yang patah hati dengan segala ekspresinya ada yang menangis, menjerit-jerit, ada yang memukul-mukul dirinya sendiri, nangis sambil guling-guling. bahkan sampai dengan bunuh diri.
" ah...lebay kaya nggak ada orang lain aja di dunia ini. dunia nggak selebar daun ganja kalie...ga usah terlalu drama deh kalo putus. mati satu tumbuh seribu. " begitulah kira-kira komentar Risya dulu kalo ada teman-temannya masa SMA dulu putus sama pacarnya. Dia nggak pernah menyangka kalo ternyata sakitnya tuh disini. " sambil menunjuk ke arah dadanya. " kalo patah hati.
Yah mulai besok Dia sudah resmi pisah sama Arul. Rasanya Dia masih nggak ikhlas harus pisah sama kekasihnya. coba saja mereka berdua bisa egois sedikit saja dan mempertahankan cinta mereka. mungkin sakit seperti ini tidak pernah dia rasakan.
Tapi mungkin inilah yang dinamakan cinta sejati. nama lain dari cinta adalah persahabatan dan pengorbanan. mungkin saat ini dirinya memang harus berkorban melepaskan orang yang paling dicintainya. tapi yang membuat sedikit bahagia dihatinya adalah pengorbanan itu tidak ia lakukan sendiri, Arulpun sama berkorbannya dengan Dia. Dia harus ingat apapun yang terjadi Arul selalu mencintainya. biarlah Dia tidak mendapatkan raga Arul tapi hati Arul adalah miliknya seutuhnya.