Northern Spiritual Field berada di sebelah barat-laut Northern Spiritual Realm. Jaraknya sekitar satu hari perjalanan dari Northern Spiritual Academy. Lahan yang sangat luas ini dapat dikatakan sebagai tempat paling terkenal di Northern Spiritual Realm. Walaupun mara bahaya memenuhi setiap sudut Northern Spiritual Field, akan tetapi semakin besar resiko disana, maka semakin besar hadiah yang didapatkan. Beberapa orang mewariskan jabatan atau pekerjaannya kepada ahli waris mereka, sebelum memasuki Northern Spiritual Field. Hal ini dikarenakan, bagi mereka yang gagal mendapatkan hadiah disini, mereka akan terkubur di bawah dedaunan yang membusuk.
Berangkat menuju Northern Spiritual Field untuk berlatih, dianggap sebagai saat yang istimewa di Northern Spiritual Academy. Hampir separuh dari murid Heaven Class mengikuti kegiatan ini. Karena mereka tahu, meskipun mereka berlatih di dalam Academy, tetapi mereka tetap membutuhkan pengalaman menghadapi pertarungan sesungguhnya.
Dan hanya pertarungan sesungguhnya-lah yang dapat memperkuat pikiran seseorang. Hal ini merupakan salah satu langkah untuk menjadi kuat.
Northern Spiritual Field tidak hanya dipenuhi berbagai macam Spiritual Beast. Disana juga terdapat berbagai macam kelompok yang memiliki reputasi buruk, termasuk diantaranya beberapa buronan jahat.
Di bandingkan dengan mereka yang kejam dan tidak kenal ampun, murid-murid Northern Spiritual Academy bagaikan seekor domba. Walaupun mereka tidak lemah, jika terjadi pertarungan, mereka bukanlah lawan yang seimbang bagi orang-orang kejam itu.
Maka dari itu Northern Spiritual Academy tetap mengirimkan pasukan penjaga yang kuat, untuk melindungi murid mereka. Guru Mo dari East Branch, dan Guru Xi dari West Branch, juga ikut. Mereka berdua adalah salah satu dari orang terkuat yang mencapai Spirit Stage. Tidak akan ada banyak orang yang berani menunjukkan niat jahat di depan orang kuat dari Spirit Stage ini.
Pagi hari sekali, Tim Northern Spiritual Field Training1 sudah mulai berangkat. Mereka baru sampai di Northern Spiritual Field ketika matahari terbenam. Karena hari sudah gelap, mereka segera berkemah setelah sampai disana.
Ketika kegelapan menyelimuti tempat itu, api unggun membumbung dari perkemahan mereka. Terlihat bahwa beberapa murid Northern Spiritual Academy tidak pernah berada di tempat ini sebelumnya. Oleh karena itu, beberapa diantara mereka tampak penuh semangat, sehingga menambah suasana hidup yang mengelilingi kemah mereka. Suasana ini membuat orang lain memperhatikan mereka dari kegelapan. Kebanyakan, mereka adalah petualang, dan mereka tahu bahwa orang-orang keras kepala disana berasal dari Northern Spiritual Academy. Mereka hanya mencibir, sambil berlalu pergi.
Menurut mereka, murid-murid rumahan ini pasti akan menggigil ketakutan ketika melihat Spiritual Beast yang buas.
Mu Chen duduk bersila di sebelah api unggun. Ia menatap kegelapan di luar kemah mereka. Dari kejauhan, dapat terdengar berbagai auman menakutkan dari hewan-hewan buas disana. Suara mereka terdengar menggema.
Keadaan seperti ini terasa familiar baginya.
Hanya saja suasana disini tidak sekejam dan tidak semenakutkan, jika dibandingkan dengan kenangannya selama berada di Spiritual Road.
Mu Chen bergidik untuk beberapa saat. Tiba-tiba, tangan ramping mengulur dari belakang, lalu menepuk pundaknya.
Ketika tangan itu mendarat di bahu Mu Chen, mata hitamnya berubah dingin. Seluruh tubuhnya menegang, bagaikan jaguar yang memburu mangsanya. Tangannya bergerak cepat, lalu menggenggam erat tangan yang ada di pundaknya.
"Aduh."
Jeritan kesakitan terdengar. Barulah Mu Chen sadar, ia menoleh dan melihat Tang Qian'Er, yang ada di belakangnya. Pandangan dingin di matanya dengan cepat menghilang, ketika ia dengan canggung menyentuh kepalanya. Ia segera melepaskan cengkraman tangannya.
"Apa yang kamu lakukan? Sakit tahu." Ujar Tang Qian'Er dengan marah kepada Mu Chen. Ia berpindah duduk disebelah Mu Chen sambil menggosok pergelangan tangannya.
"Maaf." Mu Chen sedikit tertawa. Tantangan yang ia hadapi selama satu tahun di Spiritual Road membuat dirinya selalu waspada. Insting ini selalu ia pendam setelah ia kembali ke Northern Spiritual Realm. Tapi, ketika ia kembali ke tempat yang tidak asing lagi baginya, tanpa sadar instingnya kembali lagi.
"Ada apa?"
Tang Qian'Er cemberut, tapi matanya tetap memerhatikan Mu Chen. Lagipula, perempuan selalu peka. Ia merasakan hawa dingin ketika Mu Chen menggem tangannya tadi. Mungkin kalau ia tidak berteriak kesakitan, Mu Chen akan langsung meremukkan tangannya.
Mu Chen menatap api unggun yang berada di depannya. Ia terdiam sejenak, lalu berkata: "Kalau seseorang di Spiritual Road melakukan hal yang sama seperti yang tadi kamu lakukan pada ku, mungkin aku akan membunuhnya. Karena jika aku tidak membunuhnya, bisa jadi ia yang akan membunuhku."
Tang Qian'Er diam membeku. Ia menatap anak yang tampak tenang itu. Ketika anak ini mengatakan kata "Bunuh", wajahnya tidak banyak berubah. Seolah-olah ia sudah terbiasa dengan hal itu.
"Kalau begitu, Spiritual Road benar benar tempat yang mengerikan." Tang Qian'Er bergumam. Bagi mereka, Spiritual Road adalah tempat yang sangat misterius. Menurut kabar, orang yang pernah mengikuti Spiritual Road tidak banyak berbicara mengenai tempat itu. Akan tetapi, mereka yang pernah ikut Spiritual Road merupakan orang-orang yang sangat kuat. Maka dari itu, banyak anak muda seperti Tang Qian'Er yang berusaha menjadi peserta Spiritual Road.
Akan tetapi, sebagai orang naif, mereka tidak tahu bahwa mereka harus bisa keluar dari tempat mengerikan ini untuk mendapatkan kekuatan yang menakjubkan.
Mu Chen tersenyum lembut, lalu bergumam: "Di tempat itu, semua orang dapat dianggap sebagai musuh. Dan mereka adalah musuh yang keji. Akan ada beberapa orang sinting, yang tersenyum manis padamu, kemudian menusukkan pisau ke dada mu."
"Maka dari itu, kepercayaan adalah sesuatu yang langka di tempat itu. Tetapi, jika kamu berhasil menemukannya, hal itu akan menjadi hal yang paling berharga seumur hidupmu."
Mu Chen menghembuskan nafas perlahan. Wajahnya tampak lembut ketika ia mengingat seorang gadis berambut perak. Gadis ini termasuk gila. Bahkan Mu Chen terasa terganggu olehnya. Selama setengah tahun ketika gadis ini mengejar dirinya, Mu Chen sudah berkelahi tiga kali dengannya. Ia menang dua kali. Namun pada perkelahian yang terakhir, gadis ini membalikkan keadaan. Saat itu sebuah pedang panjang berwarna hitam, bagaikan hantu di tengah langit malam, berhenti tepat di leher Mu Chen.
Terlihat jelas bahwa saat itu gadis ini menang telak. Kalau saja pada saat itu gadis ini menusuk tenggorokannya, maka Mu Chen akan tetap berada di Spiritual Road selamanya.
Tetapi, gadis ini tidak menusuknya. Di tengah kegelapan, matanya yang seperti kaca menatapnya untuk waktu yang lama. Kemudian, perlahan-lahan ia menarik kembali pedangnya. Dengan suara rendah, ia berkata: "Aku tidak akan membunuhmu. Kamu sebaiknya ikut dengan ku."
Pada saat itu Mu Chen sedikit tertegun. Kemudian, ia menanyakan pertanyaan yang ingin diketahuinya sejak enam bulan yang lalu: "Kenapa kamu terus-menerus mengejarku? Kalau aku tidak menyelamatkanmu, kamu sudah mati dari dulu."
Ketika Mu Chen pertama kali bertemu dengan gadis ini, si gadis terjebak dalam keadaan berbahaya. Lima orang licik dan gila berusaha membunuhnya. Pada awalnya, Mu Chen tidak ingin menyelamatkan gadis ini. Namun, karena orang-orang licik itu cukup mengganggu, atau karena ia melihat kesedihan di mata gadis itu, ia pun menolongnya.
Ia menyelamatkan gadis itu, namun ia juga diincar oleh kelima pembuat onar tersebut. Selama seminggu, Mu Chen membawa gadis yang terluka, sambil mereka kabur. Tetapi, Mu Chen dapat mengalahkan lima pembuat onar itu sepuluh hari kemudian. Ia membunuh tiga diantara mereka, sementara dua orang lainnya menyerah.
Namun, tak lama setelah ia berhasil mengalahkan lima pembuat onar itu, ia masih belum bisa bernapas lega. Si gadis, yang tidak pernah mengucapkan satu patah kata pun padanya, tiba-tiba menghunus pedangnya, kemudian mengejar Mu Chen selama setengah tahun.
Ketika si gadis mendengar pertanyaan Mu Chen, gadis itu tampak merenung sejenak. Ia tampak ragu-ragu sebelum menjawab. Jawaban dari gadis itu hampir membuat Mu Chen muntah darah: "Aku tidak mau berprasangka baik pada mu. Aku hanya ingin berkonsentrasi pada latihan ku. Kalau sampai aku berprasangka baik pada mu, konsentrasi ku akan teralihkan."
"Kamu Gila."
Pada saat itu, Mu Chen tidak tahan lagi, sehingga ia mengatakan kata-kata itu.
"Lalu, apa yang kamu lakukan sekarang?" Mu Chen bertanya tanpa daya.
"Tadinya aku berencana membunuhmu, tetapi entah mengapa sekarang aku tidak bisa melakukannya."
Si gadis tampak serius. Seberkas cahaya bulan menerangi wajah cantiknya. Namun wajah ini kelak mengakibatkan sebuah malapetaka. Ia cemberut, lalu berkata: "Tampaknya aku sudah berprasangka baik pada mu setelah enam bulan ini."
Mu Chen terdiam menatap langit. Mereka sudah saling kejar-mengejar selama setengah bulan, namun saat ini ia mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang baik?
"Aku tidak membunuhmu kali ini, jadi kamu berhutang nyawa pada ku. Maka dari itu, kamu harus membentuk tim denganku. Nanti aku akan membunuhmu kalau aku sudah tidak berprasangka baik pada mu."
"Apa kamu mau memelihara binatang peliharaan?"
"Kalau aku tidak membunuhmu pada saat itu, aku akan membiarkanmu pergi."
Mu Chen menggeleng tanpa daya. Ia berbalik, kemudian berkata: "Aku tidak tertarik."
"Aku akan melindungimu dari semua pengkhianat yang menusuk dari belakang. Selama kamu tidak menyakiti ku, aku akan melindungimu, entah itu di Spiritual Road, maupun di Great Thousand World." Kata gadis ini ragu, ketika Mu Chen membalikkan badannya.
Langkah Mu Chen terhenti. Suara lembut gadis ini sepernitanya menembus hatinya. Hal ini membuat matanya menjadi hangat.
"Kamu biasanya tidak bicara, tapi aku tidak pernah mengira bahwa kata-katamu akan sangat menyentuh ketika kamu berbicara."
Mu Chen berbalik, lalu tersenyum. Ia menghembuskan napas, lalu mengulurkan tangannya pada gadis itu. Kemudian ia melangkah mendekat.
"Kalau begitu, marilah kita bekerja sama."
Wajah gadis yang selalu tampak tenang dan tanpa emosi itu, tiba-tiba dihiasi oleh senyuman. Saat itu, wajah cantiknya membuat bulan seolah tak bercahaya.
Setelah itu, ia mengulurkan tangannya yang dingin, lalu mereka bersalaman.
Ini adalah janji ku padamu.