webnovel

Old Love

Hyun Soo pada Kyung Ji "Jika aku bisa bertemu denganmu lagi, aku akan melakukan apapun untuk menebus apa yang telah terjadi padamu waktu itu. Aku akan membuatmu tersenyum seperti saat aku tidak bisa melihat senyummu." Kyung Ji pada Hyun Soo "Aku menyukaimu, aku akan selalu memilihmu. Jika keadaan berjalan sesuai yang kuinginkan, aku tidak akan memilih untuk menguburmu dalam - dalam dari ingatanku."

Tarin_Swan · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
47 Chs

CHAPTER 34 PERNYATAAN

Hyun Soo memandangi ponselnya dengan tatapan kosong, ia menggerakkan jarinya hendak mengetuk layar ponsel di hadapannya, namun sekali lagi ia menghentikan gerakannya. Ia meletakkan ponselnya, mengusap wajahnya dengan kedua tangan lembut. Hyun Soo berjalan mendekati jendela besar di kamarnya, menunduk menatap gerombolan wartawan yang masih belum menyerah menunggunya hampir 2 minggu ini. Berita semakin memanas dengan beredarnya foto - foto kami saat Hyun Soo menciumku di pemotretan dan saat kami pergi ke Everland bersama, banyak berita - berita bohong tersebar luas yang tentu saja itu membuat Hyun Soo semakin tertekan.

Ketukan pintu membuyarkan pikirannya, ia menoleh cepat mendapati sekertaris Min dan Do Hwan -ssi berdiri berdampingan di ambang pintu kamarnya, dengan amplop cokelat mencurigakan di tangan sekertaris Min. Hyun Soo menghembuskan nafas kecil "hyung, terlihat biasa saja" sapannya, Do Hwan -ssi tertawa hina sambil menggeleng kecil "kau terlihat.." timpalnya terhenti, ia melirik Hyun Soo dari ujung kepala - ke ujung kaki "kacau" lanjutnya. Hyun Soo menjatuhkan dirinya nyaman di atas kasur, menoleh menatap sekertaris Min dan Do Hwan -ssi yang masih berdiri mematung di tempatnya "masuklah, katakanlah apa yang ingin kalian sampaikan, aku baik - baik saja" sahutnya berusaha bersikap biasa. Do Hwa -ssi berjalan kecil lalu duduk di sebelah Hyun Soo santai, sementara sekertaris Min mengambil kursi meja kerja Hyun Soo dan duduk di hadapan Hyun Soo. Suasana menjadi aneh dalam sekejap dan semakin aneh dengan keheningan di antara mereka. Sekertaris Min dan Do Hwan -ssi saling menatap dan berkedip menyuruh satu sama lain untuk memulai pembicaraan, setelah saling memberi kode, seketraris Min akhirnya mengalah dan membuka amplop cokelat misterius yang di bawanya itu. Sekertaris Min menatap Hyun Soo dengan tatapan tegas

"Soo -yah, jawab noona sejujurnya" mintanya

Hyun Soo mengangkat kepalanya mendengar permintaan tegas sekertaris Min barusan, ia kembali menunduk lesu "ne" jawabnya pasrah.

Sekertaris Min menghembuskan nafas kecil dari mulutnya sejenak, dalam hatinya ia sangat kasihan melihat kondisi Hyun Soo saat ini. Meskipun tidak separah saat kami berpisah 3 tahun lalu, tapi jika keadaan semakin memanas kondisi Hyun Soo bisa jadi kali ini akan lebih parah. Sekertaris Min menyodorkan sebuah perjanjian kehadapan Hyun Soo, setelah itu ia mengetuk kecil ponselnya dan terdengar suara percakapan Hyun Soo dan ayahnya saat ia baru kembali dari Amerika berbulan - bulan yang lalu. Percakapan itu tentang perjanjiannya dengan Bae daepyonim mengenai pasangan Hyun Soo, perjanjian tentang menikahi Moon Hyo Ra. Hyun Soo terlihat bergetar, ia mengepalkan tangannya meremas surat perjanjian di tangannya erat. Setelah rekaman itu berakhir Do Hwan -ssi langsung membuka mulutnya tak mampu lagi menahan rasa ingin tahunya

"apa benar kau membuat perjanjian seperti itu? Wae?"

Hyun Soo meremukkan surat perjanjian di tangannya itu dan melemparnya kasar sambil berteriak kesal. Melihat reaksi Hyun Soo barusan, sekertaris Min memalingkan wajahnya "kau masih ceroboh seperti biasanya" sahutnya. Hyun Soo terus berteriak kesal sambil mengacak - acak rambutnya, keadaan terasa semakin merugikan baginya, ia menoleh menatap sekertaris Min "siapa yang tahu selainmu?" tanyanya panik. Mendengar arah pertanyaan itu Do Hwan -ssi mengendus kesal

"kenapa? Kau takut Kyung Ji -ssi mengetahui semua ini?" tebaknya menantang, "hey, Bae Hyun Soo, ini bukan saatnya kau memikirkan orang lain, selamatkan dirimu dari ulahmu ini" lanjut Do Hwan -ssi kesal.

Emosi Hyun Soo semakin tersulut mendengar perkataan managernya barusan, ia menyipitkan matanya "mwo?" sahutnya kesal, sekertaris Min menghembuskan nafas kecil sambil memijat kepalanya "hentikan, kalian berdua, saat ini kita harus mencari jalan keluar bersama bukan saling menyalahkan" timpalnya cepat.

Hyun Soo kembali duduk ditempatnya "kapan pengumuman pernikahan itu akan di keluarkan?" tanyanya terdengar pasrah. Do Hwan -ssi melirik Hyun Soo canggung lalu mengalihkan wajahnya dari Hyun Soo "saat konfersi pers perusahaan, minggu depan" jawabnya canggung.

000

Hyo Ra berjalan menuju ruangan kerja ayahnya sambil memainkan jarinya panik. Ekspresinya jelas menunjukkan rasa panik dan rasa takut yang terus menguasai hatinya, otaknya terus berputar memikirkan apa lagi yang akan ayahnya paksakan padanya demi keuntungan dan harta. Langkahnya terhenti tak jauh dari pintu ruang kerja ayahnya, ia menatap pintu itu dengan ekspresi yang semakin panik lalu membalikkan badannya hendak pergi begitu saja, mengabaikan permintaan ayahnya untuk bertemu. Namun langkahnya itu kembali terhenti mendapati sekertaris ayahnya yang sejak tadi mengikutinya dari belakang "nona, anda harus menemui Moon hoejangnim" sahut sekertaris itu sopan. Hyo Ra menundukkan kepalanya lalu menghembuskan nafas berat sambil menepuk dadanya resah, ia berusaha menahan perasaannya lalu kembali membalikkan badan melangkahkan kakinya menuju ruangan ayahnya.

Setelah mengetuk kecil, Hyo Ra membuka pintu ruang kerja ayahnya lalu masuk tanpa membuka mulutnya sekali pun, ia menunduk sopan menyapa terus menutup mulutnya rapat. Menyadari kedatangan putrinya, Moon hoejangnim menutup dokumen yang sedang di bacanya mengalihkan matanya pada putri satu - satunya itu dan senyum cerah langsung terulas di bibirnya "putriku, duduklah jangan berdiri terus disana" sapanya manis. Tangan Hyo Ra semakin keras bermain panik, ia menghela nafas pendek lalu mengangkat wajahnya yang sejak tadi tertunduk

"pekerjaanku masih banyak, aku harus segera pergi, apa yang ingin appa sampaikan?" timpalnya langsung.

Mendengar jawaban putrinya itu Moon hoejangnim tertawa kecil "kau masih dingin seperti biasanya" tepisanya cepat.

Sorot mata Moon hoejangnim langsung berubah tajam, senyum manis yang di tunjukkan sebelumnya langsung menghilang dan suasana ruangan itu menjadi saat mencekam dalam hitungan detik. Moon hoejangnim mengeluarkan amplop cokelat yang sama dengan amplop yang di bawa seketaris Min pada Hyun soo dari laci mejanya, ia melemparkan amplop itu tepat ke depan kaki Hyo Ra "tanda tangani perjanjian itu" perintahnya tegas. Hyo Ra mengepalkan tangannya kuat sambil menggigit kecil bibir bawahnya, ia melirik amplop cokelat yang terlgeletak tepat di depan kakinya. Dengan nyali tinggi ia mengangkat kakinya dan menginjak amplop itu di bawah kakinya "silheo" tolaknya tegas lalu mengoyangkan kakinya kecil menginjak keras amplop itu. Ia membalikkan badannya hendak meninggalkan ruangan ayahnya, namun langkahnya terhenti mendengar nama yang disebut ayahnya

"Bae Hyun Soo."

Mendengar nama itu, Hyo Ra membalikkan badannya dengan mata membelalak kaget. Moon hoejangnim tersenyum puas melihat reaksi yang diharapkannya, ia berdiri dari kursinya santai lalu berjalan sambil memainkan bolpen di tangannya "sepertinya aku membuatmu tertarik" sahutnya licik. Hyo Ra memalingkan wajahnya dari ayahnya "apa lagi kali ini?" tanyanya curiga

"dia putra HANSAN Group, mereka membeli saham kita dengan perjanjian aku akan menikahkanmu dengan putranya" ungkapnya.

Mendengar itu Hyo Ra menghembuskan nafas tidak percaya dari mulutnya sambil melepaskan tawanya, ia kembali teringat itu adalah perkataan ayahnya yang sama persis saat ia dipaksa menikahi Si Hwan -oppa dulu. Tanpa ayahnya sadari, air mata mengalir perlahan dari ujung mata Hyo Ra, ia merasa lelah dengan kegilaan ayahnya terhadap harta

"silheo" tolaknya dengan tapan kosong.

Mendengar jawaban itu, amarah Moon hoejangnim semakin tersulut, ia berjalan cepat mencengkram kedua pundak Hyo Ra kuat sambil menatapnya dengan mata tajam. Hyo Ra meringis kesakitan namun ia berusaha mengendalikan rasa sakitnya itu dan menatap mata ayahnya tanpa ragu

"silheo?" tekan Moon hoejangnim kesal,

"mm.. silheo, aku tidak akan melakukan apapun lagi untuk appa" tolak Hyo Ra tegas.

Cengkraman tangan ayahya terasa semakin menyakitkan di bahunya, namun Hyo Ra terus mencoba bertahan dari rasa sakit itu. Tatapan mereka sama - sama saling menunjukkan keangkuhan dan keegoisan dari diri mereka masing - masing, nafas Hyo Ra mulai terdengar pedek, tak sanggup lagi menahan rasa sakit di bahunya itu. Melihat pertahanan putrinya melemah, Moon hoejangnim tersenyum kecil

"kau harus menikahinya, apapun yang terjadi"

"jika aku tidak mau?" timpal Hyo Ra menantang

"aku akan membuatmu kehilangan segalanya lagi" ancam Moon hoejangnim licik.

Moon hoejangnim melepaskan cengkramannya pelan dengan senyum puas, ia menggerakkan tangannya lalu mengerakkan punggung tanganya kecil, memerintahkan Hyo Ra pergi dari hadapannya.

Hyo Ra membalikkan badannya cepat melangkahkan kakinya cepat meninggalkan rumah yang terasa seperti penjara baginya, air mata mengalir setetes demi setetes dari ujung matanya, ia meremas kuat roda kemudi di hadapannya dengan air mata terus berjatuhan. Mobil Hyo Ra melaju cepat di jalanan sepi dan berhenti di pagar jembatan sungai Han, ia berdiri dengan tatapan kosong memandang entah kemana, rambutnya beterbangan acak tertiup angin keras. Hyo Ra berlutut di tempatnya menumpahkan perasaannya, air matanya mengalir deras dan ia berteriak keras meluapkan perasaannya itu. Perasaan, yang selalu di rasakannya sejak ia di lahirkan.

Yoo Ki oppa tiba - tiba masuk ke dalam kamarku begitu saja "hey, berikan aku nomor Bae Hyun Soo, cepat" mintanya panik. Aku hanya menatapnya diam di tempat kaget dengan kepanikannya yang menurutku tak beralasan itu, Yoo Ki oppa mendecakkan lidahnya lalu melemparkan pandangannya mencari - cari sesuatu. Pandangannya terhenti pada meja kecil di samping kasurku, aku mengikuti arah pandangannya perlahan, dengan gerak cepat aku mengulurkan tanganku meraih ponseku. Yoo Ki oppa juga mengerahkan kekuatannya berusaha mendapatkan ponselku, ia menyambar ponselku hendak menjatuhkannya ke tanah, namun ia menangkap ponselku cepat dengan tangan sebelahnya. Melihat ponselku di gengamannya, senyum puas Yoo Ki oppa mengembang dan ia menoleh ke arahku

"aku pinjam sembentar" sahutnya lalu berlari ke arah pintu.

Aku yang sangat menginginkan ponselkku kembali otomatis mengejarnya. Yoo Ki oppa tampak menyadari kalau aku akan mengejarnya, ia menarik pintu kamarku cepat lalu menutupnya dari luar. Aku mengetuk pintu kamarku kuat

"OPPPA KEMBALIKAN PONSELKU, OPPA!" omelku kesal

"tunggu.. aku hanya butuh nomor Bae Hyun Soo" sahutnya santai sambil terus menahan pintu kamarku kuat.

Yoo Ki oppa terus memainkan jarinya santai di ponselku, tak lama terdengar dering pendek ponselnya, setelah selesai melakukan misinya ia tersenyum lega membalikkan badannya santai. Yoo Ki oppa membuka pintu kamarku cepat, melempar ponselku santai "gomawo" sahutnya lalu berbalik cepat berlari meninggalkan kamarku. Aku yang menangkap ponselku cepat menghembuskan nafas tidak percaya "HEY!" teriakku kesal, namun Yoo Ki oppa sudah terlanjur mengilang dari tangga mengabaikan teriakanku, aku pun hanya bisa menghembuskan nafas kesal sambil memijat kecil leherku.

Kerumunan wartawan yang menunggu di depan rumahku menjadi sangat ganas melihat Yoo Ki oppa menampakkan batang hidungnya di hadapan mereka. Yoo Ki oppa mengetuk kecil layar ponselnya sambil berdiri tegap menghadapi wartawan yang menghujanjinnya dengan berbagai pertanyaan, lalu menempelkan ponselnya ke telinga. Aku yang melihat aksi gila Yoo Ki oppa dari jendela kamarku, mulai memainkan kukuku "apa yang akan kau lakukan? Dasar dokter gila" gumamku cemas. Mendengar keributan dari luar, membuat appa dan eomma penasaran lalu mengintip kecil dari jendela kamar mereka, mata eomma melebar kaget melihat Yoo Ki oppa berdiri di hadapan para wartawan itu dengan ponsel menempel di telinga, eomma membalikkan badan cepat hendak menyusul Yoo Ki oppa diluar namun appa menahan tangannya. Appa menggeleng kecil "dia pasti punya alasan, kita harus percaya dengannya" sahut appa yakin, eomma menghembuskan nafas kecil mendengar perkataan appa dan menjatuhkan dirinya duduk lemas di ujung kasur.

Yoo Ki oppa menunggu nada panggil dari ponselnya, tak lama terdengar suara lesu dari seberang telfon "hallo" sapa Hyun Soo parau

"apa kau sangat menyukai adikku?" tanyanya langsung

"nugu..?" tanya Hyun Soo bingung.

Yoo Ki oppa menghembuskan nafas besar sejenak "aku berada di hadapan para wartawan sekarang, katakan pilihanmu, Eun Kyung Ji atau Moon Hyo Ra" timpal Yoo Ki oppa.

Hyun Soo semakin terpojok mendengarkan pertanyaan Yoo Ki oppa, matanya terus berputar panik, jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Hyun Soo menurunkan tangannya dari telinga pelan membuat sambungan telfonnya terputus, matanya terus berputar bingung dan perasaanya semakin bimbang. Dering pendek terdengar dari ponselnya, membuat Hyun Soo menatap ponselnya dengan gerakan tergesa - tegas, ia mengetuk kecil ponselnya membaca pesan yang baru saja masuk

"aku anggap kau dan Kyung Ji selesai kalau begitu" bacanya datar.

Sorot matanya menjadi kosong, tangannya mengepal erat meremas ponsel di tangannya. Hyun Soo berteriak kesal dan menggerakkan tangannya melempar ponselnya mengahantam tembok keras, retakan parah terlihat di layar ponselnya. Hyun Soo menjatuhkan dirinya di tempat dengan nafas terengah menundukkan kepalanya dalam dengan kedua tangan terkepal kuat.

Mataku melebar kaget melihat rombongan wartawan itu terlihat semakin ganas berusaha membuat Yoo Ki oppa memberikan pernyataan lebih pada mereka, setelah mengatakan sesuatu singkat Yoo Ki oppa membungkukan badannya sopan lalu membalikkan badannya, kembali masuk ke dalam rumah. Eomma langsung menghampiri Yoo Ki oppa setelah ia menutup pintu rumah rapat - rapat

"Yoo Ki -ah, apa yang kau katakan pada mereka?" tanya eomma khawatir

"Hyun Soo dan Kyung Ji tidak memiliki hubungan lebih, dan Hyun Soo akan menikah dengan putri MOON Group"

"mwo?" tanyaku tidak percaya mendengar perkataann Yoo Ki oppa barusan.

Aku merasa bagai sesuatu menghantam keras hatiku 'menikah' itu yang terus terulang di kepalaku, aku memutar mataku menahan air mata yang akan jatuh dari pelupuk mataku. Aku menelan air liurku "apa itu benar?" tanyaku mencobai kenyataan,

Yoo Ki oppa mengangguk yakin "aku mendengarnya dari Hyo Ra sendiri" jelasnya.

Aku membalikkan badanku berlari cepat menaiki tangga menuju kamarku, tak lama terdengar suara bantingan pintu kamarku. Aku menyandarkan tubuhku di balik pintu, kakiku terasa melemah membuatku menjatuhkan diriku perlahan di balik pintu. Aku menggerakkan tanganku cepat mengetuk ponselku lalu menempelkan ponselku ke telinga, aku menjatuhkan tanganku lemas ke lantai mendengar operator yang mengatakan nomor ponsel Hyun Soo tidak aktif saat itu.

000

Berita semakin memanas akibat pernyataan Yoo Ki oppa semalam. Bedanya, kali ini kerumunan wartawan itu telah menghilang dengan damai dari rumah kami, aku menghembuskan nafas kecil untuk kesekian kalinya sambil menerawang kosong ke luar jendela. Aku mengambil setelan kerjaku lesu, bersiap - siap menuju kantor meskipun aku belum siap menatap Hyun Soo hari ini. Hari ini adalah harinya, hari Bae daepyonim akan mengkonfirmasi gossip pernikahan Hyun Soo.

Aku berjalan kecil di halaman perusahaan, aku menghentikan langkahku dan mendongak menatap gedung tinggi yang menjulang di hadapanku. Aku mengigit bibir bawahku 'semua ini akan berlalu' kataku dalam hati, aku merapikan pakaianku sejenak dan mengambil langkah yakin masuk menuju ke ruangan Hyun Soo. Langkahku terhenti melihat sekertaris Min keluar dari ruangan Hyun Soo, aku memaksakan senyum kecilku menatap sekertaris Min. Aku kembali melanjutkan langkahku menuju mejaku, namun sekertaris Min membuka mulutnya menghentikan langkahku

"masuklah kedalam" mintanya santai.

Aku menoleh kecil "ne?" tanyaku binggung,

"masuklah, aku yakin banyak hal yang ingin kau sampaikan padanya" jelasnya lembut.

Aku tersenyum kecil dan menggeleng cepat "aku tidak siap" tolakku,

"ini kesempatan terakhirmu, aku tidak ingin kau menyesal, kau menyukainya kan?" timpal sekertaris Min membuat hatiku merasa terhantam keras lagi.

Mataku melebar mendengar pekataan itu, aku menundukkan kepalaku perlahan "kesempatan terakhir" ulangku. Dengan perkataan itu, aku memutar kakiku berjalan perlahan masuk ke dalam ruangan Hyun Soo. Aku menutup pintu ruangannya, menatap Hyun Soo yang terlihat sangat kacau, sorot matanya tidak menunjukkan adanya semangat dan kehidupan, aku berdeham kecil membuatnya menyadarikan kehadiranku dan menoleh cepat. Aku menatapnya yang memaksakan senyum kecil "Eun Kyung Ji" panggilnya datar, aku mengangkat tanganku kaku "lama tak jumpa" sapaku canggung. Suasana ruangan Hyun Soo langsung berubah sangat canggung, kami hanya terus saling menatap tanpa mengatakan apapun. Aku memalingkan wajahku darinya dan membuka mulutku

"kau tahu.. sebenarnya Moon Hyo Ra adalah teman terbaikku dulu" bukaku canggung, "matanku yang tidak sengaja kau temui itu, apa kau ingat? Ya, dia meninggalkanku dengan Hyo Ra" lanjutku.

Hyun Soo menjatuhkan tangannya dari dasi yang sejak tadi hendak di rangkainya, ia menghela nafas kecil "bisa kau bantu aku?" mintanya tiba - tiba. Aku menaikkan alisku bingung, aku melangkahkan kakiku canggung mendekat ke arahnya, mendongak kecil menatapnya membuat mata kami bertemu, aku memaksakan bibirku menyunggingkan senyum yang mungkin terlihat canggung. Perlahan aku menggerakkan tanganku ke depan dadanya mulai merangkai dasi yang tergantung di lehernya, aku sengaja memperlamban gerakan tangganku berusaha mengulur waktu kami. Hyun Soo menggerakkan tangannya mengangkapku masuk ke dalam pelukannya cepat, tanpa ku sadari aku menggerakkan tanganku hendak mendorongnya menjauh, namun ia membuka mulutnya menahan gerakanku

"untuk terakhir kalinya" ucapnya begitu saja.

Aku menghentikan gerakanku menuruti permintaannya itu, aku menurunkan tanganku sambil menutup mataku perlahan. Aku kembali teringat pertanyaan yang semua orang tujukan padaku, aku pun mengumpulkan keberanianku mengeluarkan semua yang ada di kepalaku, mengingat Hyun Soo mengatakan 'terakhir kalinya'. Aku akirnya membuka mulutku

"apa kau menyukaiku?" tanyaku.

Mata Hyun Soo melebar mendengar pertanyaan yang keluar dari mulutku barusan, ia melepaskan pelukannya perlahan dan aku mendongak menatapnya lurus - lurus. Aku kembali membuka mulutku

"hubungan apa yang kita miliki ini?" tanyaku lagi.

Aku terus berharap mendapatkan jawaban darinya, namun jawaban yang ku inginkan tak kunjung keluar dari mulutnya. Alih - alih menjawab pertanyaanku Hyun Soo hanya teridam sambil terus menatapku lurus - lurus, ia terus diam, sampai akhir ia terus diam.

Suara ketukan tiba - tiba terdengar dari balik pintu ruangan Hyun Soo, kami sama - sama menoleh cepat ke arah pintu cepat. Aku pun mengambil langkah menjauh dari Hyun Soo dan melipat tanganku sopan, sekertaris Min membuka pintu ruangan Hyun Soo kecil lalu masuk sambil menundukkan kepala sopan kepalanya "sudah saatnya" sahutnya lalu keluar menutup pintu ruangan Hyun Soo rapat. Aku kembali memaksakan senyumku lalu menunduk sopan pada Hyun Soo "kalau begitu, aku keluar duluan" pamitku singkat sambil membalikkan badanku cepat meninggalkan ruangan. Hyun Soo terlihat melangkahkan kakinya hendak menahanku namun ia menahan gerakannya itu

"hubungan apa?" ulang Hyun Soo mempertanyakan hatinya.

000

Suara kamera dan kilatan lampu tak kunjunng berhenti sejak kedatangan Hyun Soo ke dalam ruangan konfrensi. Hyun Soo membungkuk sopan di depan para wartawan sejenak dan duduk di meja yang telah di sediakan untuknya, bisikan wartawan terus terdengar begitu pula dengan suara jari - jari yang menari cepat di atas keyboard laptop. Aku dan teman - temanku berdiri di samping panggung sesuai tempat yang di sediakan bagi kami, Seo Rin mendekat ke arahku dan berdeham kecil

"hey, mereka melihat kehadiranmu" bisiknya canggung.

Aku langsung melirik ke sekeliling, mendapati beberapa wartawan yang tampak mencari posisi yang pas melihat keberadaanku di samping panggung. Aku segera mengalihkan pandanganku menyadari bahwa mereka merasakan aku sedang mengawasi mereka, "benarkan?" bisik Seo Rin lagi. Aku berdeham kecil lalu menggaruk canggung belakang kepalaku, Seo Rin tampak mengerti tanda itu, mengangguk kecil lalu sedikit bergeser mengakhiri pembicaraan.

Para wartawan mulai menyampaikan pertanyaannya satu persatu, suasana konfrensi yang awalnya tertib dan teratur menjadi ricuh seketika, saat seorang wartawan menanyakan pertanyaan yang menghebohkan konfrensi itu

"Bae Hyun Soo -ssi sesuai dengan kabar yang beredar, apa benar anda akan menikah dengan Moon Hyo Ra -ssi? Apa ini demi kelangsungan perusahaan?"

Hyun Soo tersenyum kecil sedikit mencondongkan tubuhnya, mendekat pada mikrofon di depannya "saya tidak akan memberikan komentar apapun tentang hal itu" jawabnya tenang.

Aku mengangguk kecil lega melihat bagaimana Hyun Soo menanggapi pertanyaan itu, namun aku semakin panik melihat semakin banyak wartawan yang mengincar ke arahku. Aku sekali - kali menundukkan kepala atau memalingkan wajahku ke arah lain berusaha membuat mereka berhenti menatapku, namun tindakanku itu malah membuat mereka semakin tertarik mengincar ke arahku. Hyun Soo menyadari perhatian para wartawan itu tampak terganggu oleh suatu hal, ia menoleh kecil mengikuti arah pandangan wartawan - wartawan itu yang ternyata mengamatiku. Ia menatapku dan para wartawan itu bergantian sambil memutar otaknya berusaha membuat mereka kembali fokus padanya. Hyun Soo kembali mendekatkan bibirnya pada mikrofon di hadapannya hendak mengatakan sesuatu, namun suaranya terhenti mendengar bom yang di lemparkan salah satu wartawan padanya

"bagiaman dengan Nona E, Apa anda benar - benar menjadikannya pelarian seperti yang di beritakan?"

Mataku ikut melebar mendengar pertanyaan itu, aku membuka mulutku tercengang 'pelarian' ulangku dalam hati. Seo Rin dan teman - temanku yang lainnya serentak menoleh menatapku, ekspresi mereka pun menunjukkan perasaan yang sama, sangat terkejut. Hyun Soo terlihat menoleh kecil ke arahku dan mata kami pun bertemu, hal terpenting yang ada di pikiranku saat itu adalah menyelamatkannya, aku memaksakan senyum dan mengangguk kecil padanya. Mata Hyun Soo melebar melihatku menangguk dengan senyum pahit itu, semenatara para wartawan terus saling berbisik menyimpulkan kejadian ini dengan pikiran mereka masing - masing, Hyun Soo menggeleng kecil dengan mata kosong

"aniyo.." jawabnya pelan,

"kalau begitu hubungan apa yang anda miliki dengan Nona E?" timpal wartawan yang lain menyambung jawaban Hyun Soo.

Pertanyaan itu seperti tamparan keras bagi kami, karena kami tidak pernah jujur terhadap satu sama lain, kami bermain dengan ketakutan yang tertanam dalam hati kami, ketakutan akan kehilangan. Hyun Soo yang terus diam membuat wartawan yang ada dalam ruangan itu semkain termakan rasa ingin tahu, salah seorang wartawan kembali menyahut keras

"hubungan apa yang kalian miliki?" tanyanya mendesak.

Hyun Soo mengepalkan tangannya kuat, raut wajahnya tampak berubah menunjukkan ia tak sanggup menahan beban yang ada di hatinya lagi. Ia kembali menoleh pada wartawan yang terus mendesak keras di hadapannya, lalu berdiri cepat dari kursinya membalikkan badan hendak mneinggalkan ruangan. Aku menggerakkan kakiku hendak menahannya namun aku menahan gerakanku sendiri, aku menghembuskan nafas besar dari mulutku berusaha menahan diriku. Seo Rin yang melihat keadaan semakin memanas mengkoordinasi teman - teman tim kami, lalu menarik tanganku "ayo, kita pergi dari sini" ajaknya. Aku hanya mengikuti arahan Seo Rin pasrah, membiarkannya menarik tangganku, sementara teman - temanku yang lainnya mulai bergerak seusai perintah yang Seo Rin berikan pada mereka. Salah seorang dari timku mendekati Hyun Soo hendak menuntunnya keluar ruangan, namun Hyun Soo mengangkat kepalanya yakin dan kembali membalikkan badannya menghadap para wartawan yang semakin menggila. Hyun Soo kembali mengepalkan tangannya kuat

"yeoja chinguibnida" ungkapnya lantang dan jelas.

Langkahku terhenti kaget menengar pernyataan Hyun Soo barusan, aku dan Seo Rin sama - sama menoleh cepat menatap Hyun Soo tercengang dengan pernyataan hebat yang keluar dari mulutnya, di hadapan sekian banyak wartawan di ruangan itu. Suasana menjadi semakin kacau, berbagai pertanyaan tak berhenti keluar dari mulut semua wartawan disana dan lampu kamera juga tak kunjung berhenti berkedip.

Hyun Soo membalikkan badanya ke arahku lalu melangkahkan kakinya cepat, menuruni panggung semakin dekat ke arahku. Aku yang menyadari langkahnya semakin dekat menuju arahku itu membalikkan badanku cepat hendak lari dari situasi ini, namun Hyun Soo menahan lenganku, membuatku sudah kembali berbalik padanya dalam sekejap. Mata kami kembali bertemu dan ia melingkarkan satu tangannya ke pinggangku menarikku semakin dekat padanya

"jangan lari, meskipun kau lari, kau akan tetap kembali padaku" setelah mengatakan itu, ia memiringkan kepalanya cepat dan mengecup lembut bibirku.

Semua orang yang melihat situasi itu tercengang kaget, para wartawan terus saling mendorong berusaha mendapatkan foto kami dan tak henti melontarkan pertanyaan yang tidak bisa kudengar jelas dengan telingaku. Hyun Soo memejamkan matanya dan semakin dalam mencium bibirku. Apa yang ia lakukan itu, entah mengapa membuat perasaanku semakin ringan, beban hatiku perlahan mereda dan pertanyaan di otakku seakan terjawab sudah. Aku melepaskan semua yang ku tahan selama ini dan memjamkan mataku perlahan.

***