Apartemen Vian.
Briena membuka kedua matanya perlahan-lahan, mencoba beradaptasi dengan cahaya terang yang masuk melalui dinding kaca tak tertutup tirai di kirinya. Perempuan itu membutuhkan hampir 1 menit untuk menangkap seluruh pemandangan yang ada di ruangan itu. Beberapa saat Briena mengerutkan dahinya melihat pemandangan yang sudah tak asing lagi. Jelas sekali dalam ingatannya kalau ruangan ini adalah kamar milik Vian. Namun bagaimana dia bisa berada di ruangan ini?
"Engh... argh... kepalaku," keluh Briena begitu merasakan kepalanya nyaris meledak karena hang over akibat mabuk semalam.
Briena mengamati ke sekeliling ruangan itu sekali lagi. Dimana Vian? Ke kantor?
Berusaha untuk mengubah posisi berbaringnya walaupun rasa nyeri masih menjalari kepala perempuan itu. Kini Briena duduk bersandar pada kepala tempat tidur, tangannya menekan nekan pelipisnya guna mengurangi rasa pusing di kepalanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com