Ruang Rawat Inap
Mawar 303, Rumah Sakit Cempaka Putih.
Vian sedang mengupas buah tak jauh dari ranjang pesakitan Briena. Pria itu hanya diam saja tanpa mengatakan apa-apa dan fokus pada buah di tangannya. Tak lama kemudian pintu ruang V.I.P terbuka, Daniel masuk ke dalam ruangan masih menggunakan seragam kebesaraannya. Bersiul pelan ke arah Briena lalu berjalan menuju sofa dan duduk di samping Vian.
Daniel melirik Vian yang duduk di sampingnya, pria itu lalu tertawa kecil. "Hhhmmppt, seharusnya aku ada di sana saat melihatmu menangis tersedu-sedu," ocehnya tersenyum meledek ke arah Vian.
Vian tak mengacuhkan ejekan Daniel barusan, ia bahkan tidak ingin repot melirik pria itu.
"Yak! Jangan mengejeknya terus! Semua orang sudah meledeknya kemarin," ledek Briena ikut tertawa. Wanita itu duduk santai di atas ranjang rawatnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com