Vian kembali ke Jakarta keesokan lusa, ia naik pesawat pukul 9 malam, waktu Tokyo Jepang. Sampai di rumah ia langsung mandi dan tidur di samping Briena yang terlelap dalam tidurnya. Vian tak ingin membangunkan istrinya. Dia bergerak pelan supaya gerakannya tidak membangunkan Briena yang tengah tidur.
"Kau sudah pulang?" gumam Briena yang ternyata terbangun mendengar kedatangan Vian. Ia meregangkan tubuhnya. Mengucek kedua matanya yang berat untuk terbuka sepenuhnya.
"Hehm, tidurlah," gumam Vian membawa Briena ke dalam pelukannya.
"Hah, akhirnya aku bisa mencium aroma ini lagi," gumam Briena tersenyum lebar lalu membenamkan wajahnya di cerukan leher Vian. Menghirup dalam dalam aroma yang membuatnya candu.
Vian hanya tersenyum geli melihat tingkah Briena yang aneh dan lain dari biasanya. Istrinya itu seperti terobsesi dengan bau tubuhnya. Colonge, parfum dan keringat yang bercampur menjadi satu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com