Briena mencoba membuka kedua matanya perlahan-lahan, mengerjapkan indra melihatnya guna menyesuaikan dengan cahaya yang menyorot retinanya. Setelah kedua matanya terbuka sempurna, wanita itu hanya menemukan satu warna putih yang mendominasi ruangan tersebut.
Ini di mana? Apa aku sudah mati? pikir wanita itu.
Briena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya. Namun ia mendesis dan memejamkan kedua matanya rapat-rapat saat rasa sakit pada kepalanya menyerang.
"Ash, kecelakaan," gumam Briena pelan. Ia menatap tubuhnya dan merasa baik-baik saja. Ia tidak terluka sedikit pun. "Aku belum mati," gumam wanita itu kemudian bernapas lega.
"Tentu saja kau belum mati."
Terdengar ada sahutan suara yang menjawab gumammannya barusan. Wanita itu kemudian menoleh ke arah datangnya suara tersebut dan wajahnya langsung kaget saat melihat suaminya duduk di atas ranjang pesakitan dengan tangan yang bersedekap sembari memandang tajam ke arahnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com