Hari ini yang seharusnya Aya sudah pulang ke rumah, namun Aya justru mengalami demam tinggi yang menyebabkan Tian tidak memperbolehkan Aya untuk pulang sampai sembuh. Kemarin bunda Tian datang dan berterima kasih padanya berulang kali, tapi Aya menekankan berulang kali bahwa kecelakaan itu juga bisa terjadi karenanya.
Meski begitu Aya sekarang merasa sangat senang, karena pertama Aya telah mengantongi persetujuan dari bunda Tian. Persetujuan menjadi calon menantu.
Dengan selamatnya Tian, Aya harap ini akan menjadi langkah awal hidupnya.
Ah, Aya jadi ingat. Semenjak dirinya bangun dari koma. Aya belum mendapatkan mimpi baru lagi. Aya tidak tahu alasannya, mengapa mimpi-mimpi itu tidak datang lagi. Bahkan entah mengapa Aya merasa sedikit kehilangan. Tapi Aya tetap harus bersyukur bila mimpi itu enggan datang lagi, itu artinya tidak ada lagi yang namanya begadang dan kopi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com