# "Patah hati terbesar seorang anak adalah kehilangan orangtua …"
.
.
.
Amsterdam, Belanda.
"Cleo, kau senang dengan menu baru yang kubelikan?" tanya Ryouta sembari mengelus-elus pucuk kepala Cleo. Di sisi anjing kecil itu ada Gee dan Len yang saling menjilati bulu leher. Lucu sekali. Cleo tidak memedulikan siapa pun sampai Gee melompat ke arahnya dan Len bergantian.
Melihat itu Ryouta tertawa. Namun di sisi lain juga melukai perasaan Nana.
"Sayang…" panggil Nana.
"Hm?"
Ryouta menatap Nana yang sudah berpenampilan segar, tapi mengenakan gaun biasa selutut. Wanita itu jadi seperti muda lagi. Dulu saat mereka berpacaran juga seperti itu, padahal biasanya hanya memakai kaus pendek dan celana jeans sebelum pergi ke toko roti untuk mengontrol pekerjaan para karyawan mereka.
"Kau mau ke mana?"
Ryouta pun meninggalkan ketiga anak anjingnya untuk menerima suapan cokelat bola dari piring yang dibawa Nana.
"Aku? Tidak kemana-mana. Kenapa kau bertanya begitu?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com