webnovel

Medda dan Didi

"Kamu bisa buat dia diam enggak?!" Didi berteriak dari luar pintu kamar Medda yang terkunci, sedangkan di dalam perempuan yang baru dua bulan menjadi ibu itu menangis kebingungan karena bayinya tidak bisa berhenti menangis sejak sore.

"Udah lah sayang, biarin aja. Kita balik ke kamar lagi aja yuk."

"Aku enggak bisa tidur!"

Perempuan yang hanya melilitkan selimut ke tubuhnya itu mengelus lengan Didi penuh rayuan, "Nanti kalau capek, kamu pasti ngantuk sendiri."

"Kalau capek?"

Si perempuan mengangguk, "Dari pada kamu buang tenaga di sini, mending buang tenaga sama aku di kamar. Iya kan?"

Didi menggelengkan kepala, matanya memandang perempuan yang usianya sedikit lebih tua darinya itu dengan tatapan kagum.

"Memang cuma kamu yang bisa ngertiin aku." Bisik laki-laki itu sembari mencuri kecup.

"Harusnya kamu yang aku nikahin, bukan perempuan sialan itu."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com