webnovel

Love Rain

Ara. Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun. Juna. Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah. Dewa. Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa. Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya? Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya? Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya? Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

Caira_Asmara · Urbain
Pas assez d’évaluations
397 Chs

Menanti Tanpa Kepastian

"Iya Sam, tadi gue reflek menuju pintu karna bel berbunyi terus."

"Sorry ya kak?"

"Iya, gak papa Sam."

"Bulan Juni aku berangkat ke luar negeri kak."

"Hati-hati ya!"

"Kakak jaga diri baik-baik ya!"

"Pasti Sam, berarti tinggal tiga bulanan ya lu pergi?"

"Iya."

"Mau kenang-kenangan apa dari gue?"

"Aku boleh minta?"

"Boleh lah, sebagai kakak gue harus bahagiain adik gue."

"Tapi kan aku bukan adek kakak."

"Anggap saja seperti itu, kita sama-sama anak tunggal kan?"

"Iya."

"Nanti kabarin aja kalau udah tahu pengennya apa."

"Siap kak."

~~~~~

"Ra? Bibir lu kenapa?"

"Kepentok Wit."

"Boong banget sih?"

"Hehehhe."

"Kenapa ih?"

"Kemarin di cafe ada sedikit problem Wit."

"Lu berantem?"

"Jambak-jambakan sih lebih tepatnya."

"O iya, kalau cewek kan emang berantemnya jambak-jambakan. Emang ada apa sampai kayak begitu?"

"Adalah pokoknya."

"O iya, tugas gambar teknik udah selesai?"

"Udah dong."

"Liat dong liat!"

"Liat apa nyontek?"

"Dua-duanya Ra," ucap Dewita meringgis.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com