"Kan Bibi sendiri yang mengatakan sama saya untuk berbicara empat mata dengan Zulfa dan mengatakan keputusan saya,"
Farel menatap Bi Ijah dengan sorot mata yang bingung, pasalnya ia juga sudah memberikan keputusan yang baginya terbaik walaupun ujung-ujungnya berniat untuk mem-poligami Zulfa. Ia masih ingin berlindung di nama Zulfa sebagai istri yanh baik, bahkan dirinya pun tidak ingin di pandang jelek oleh para keluarga besar.
Bi Ijah yang sudah sejak 15 menit lalu berhadapan dengan Farel, berbincang mengenai apa yang terjadi beberapa menit yang lalu juga. Ia sangat pusing dengan tingkah sang Tuan rumah, belum lagi memikirkan Zulfa yang tiba-tiba hilang dari pingsan-nya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com