"Tokoh utama?" Wiliam hanya bisa menggaruk keningnya pelan, kebingungan dengan maksud ucapan Kenzo.
Kini Kenzo berdiri di depan pohon besar, dia membuka bar statusnya untuk memastikan jumlah energi sihir dan pisik yang dimilikinya.
Dia sadar energi sihir dan pisiknya telah meningkat drastis bersamaan dengan peningkatan levelnya.
Sebelumnya ketika menghadapi para hewan buas, Kenzo telah berhasil melenyapkan ratusan hewan buas dan membuatnya berhasil mencapai level 15 hanya dalam beberapa hari saja.
Tentu saja itu semua juga berkat Wiliam yang selalu setia membantunya.
"Wiliam kau bisa istirahat sekarang, aku akan berjaga, aku masih ingin melanjutkan latihan! Ucap Kenzo dengan ringan sambil menatap pohon besar di hadapannya.
Melihat keinginan Kenzo untuk terus berlatih, Wiliam mengangguk, memutuskan untuk mengikuti perintah Kenzo dan akan menggantikannya nanti setelah tuannya itu kelelahan.
Pagi datang dengan cepat, Wiliam terbangun dengan tergesa-gesa, dan segera menoleh ke arah tempat Kenzo berlatih sebelumnya.
Namun saat melihat kondisi tempat itu, dia hanya bisa terdiam mematung dengan mata yang melebar, area sepanjang kurang lebih 100 meter di hadapannya kini telah berubah menjadi abu dan dipenuhi asap tebal, puluhan lubang sedalam 1-2 meter terbentuk di area tersebut.
"Apakah beliau yang melakukannya?" Wiliam hampir tidak percaya dengan yang dilihatnya, meskipun Kenzo sudah berada di level 15, namun menurutnya kekuatan Kenzo terlalu besar, terlebih tuannya itu sudah kelelahan sebelumnya.
"Tunggu dimana beliau sekarang?" Wiliam segera tersadar dan bangkit berdiri menoleh ke segala arah untuk menemukan Kenzo.
Matanya sedikit meruncing ketika melihat sosok Ryu sedang menggosok kepalanya pada tubuh Kenzo yang sudah terkapar di pinggir sungai, penuh cemas Wiliam langsung melesat ke arah Kenzo untuk memeriksa keadaannya.
"Tuan ... Tuan!" Panggil Wiliam beberapa kali, coba menyadarkan Kenzo.
Mendengar suara Wiliam, Kenzo membuka matanya pelan, "Sudah pagi, maaf sepertinya aku ketiduran." Ucap Kenzo dengan suara lemah.
Ryu yang melihat Kenzo sudah sadar langsung melompat ke pelukan Kenzo sambil menjilat wajah Kenzo dengan penuh gembira.
"Ryu apa yang kau lakukan, aku tidak bisa bernapas dengan baik." Kenzo hanya bisa mengelus kepala Ryu untuk menenangkannya.
Sementara mata Wiliam sedikit berbinar ketika melihat Kenzo baik-baik saja, dia akhirnya bisa menghela napas dengan lega, "Beliau terlalu memaksakan diri, berlatih dengan keras, meski begitu ... Itu sama sekali tidak sia-sia."
Batin Wiliam, meskipun dia tidak sempat melihat Kenzo berlatih secara langsung, namun melihat hasil latihannya, itu sudah cukup untuk membuktikan seberapa kuat serangan Kenzo yang hanya berada di level 15.
Setelah memulihkan tenaga, keduanya segera melanjutkan perjalanan, mengikuti jalan utama yang terlihat sudah sering dilalui, mereka sangat yakin jalan itu akan mengarah pada kota tujuan mereka.
Setengah hari telah berlalu, mereka tidak menemukan monster ataupun hewan buas.
"Sepertinya jalan ini sangat aman!" Kenzo bergumam ringan, padahal dia sudah tidak sabar ingin melawan monster ataupun hewan buas.
Beberapa saat kemudian mereka sudah tiba di atas tebing sedalam hampir 100 meter, lalu di bawah tebing, mereka bisa melihat sebuah lembah tandus yang terlihat sangat sepi.
Jalan utama itu pun terus berlanjut mengikuti tebing dan lembah, lalu mereka mengikutinya tanpa khawatir sedikit pun.
"Kota tujuan kita mungkin berada di balik gunung itu, kita hanya perlu melewati lembah dan gunung tersebut." Wiliam mengangguk sangat yakin dengan dugaannya.
"Mmm!" Kenzo juga setuju, dia memikirkan hal yang sama dengan Wiliam.
Keduanya melewati lembah tandus yang di ipit oleh tebing tandus, beberapa tulang belulang hewan buas dan juga tanaman kering bisa terlihat hampir di sepanjang jalan di lembah tersebut.
"Tuan, kita harus tetap waspada, tempat ini kemungkinan besar sedikit berbeda dari sebelumnya!" Wiliam mengingatkan Kenzo tanpa menurunkan kewaspadaannya.
Dia harus bersiap untuk segala kemungkinan, bagaimana pun meskipun lembah itu sangat sepi, namun dengan adanya tulang belulang di panjang jalan, sudah cukup untuk dijadikan petunjuk bahwa di tempat tersebut sering terjadi pertempuran.
Sementara itu, di puncak gunung, mata pria pria berambut hitam itu bersinar ketika melihat Kenzo dan Wiliam sudah sampai di lembah tandus.
"Akhirnya kalian sampai juga, aku tidak sabar untuk melihat kemampuan kalian" Ucapnya tersenyum miring sambil mengelus leher naga di sebelahnya.
"Apa kau sudah siap?" Lanjut pria itu menatap lekat naga hitam di sebelahnya.
Naga hitam itu hanya mengangguk ringan, dia mengerti dengan ucapan pria tersebut, dan saat itu juga naga tersebut langsung mengepakkan kedua sayapnya dan melesat ke langit.
Ryu yang berada di atas pundak Kenzo memasang sikap waspada, tatapannya menyorot tajam ke arah puncak gunung, Kenzo dan Wiliam yang menyadari itu menjadi semakin waspada.
Mereka tahu naga memiliki sensor pendeteksi yang sangat sensitif, mereka bisa menyadari keberadaan makhluk lainnya dari jarak yang sangat jauh, khususnya yang memberikan ancaman besar.
"Wussst!!!"
Di kejauhan di puncak gunung di hadapan mereka yang berjarak cukup jauh, Kenzo dan Wiliam sangat terkejut ketika melihat sosok naga hitam melesat ke langit dengan sangat cepat.
Beberapa saat kemudian, naga hitam berukuran hingga puluhan meter itu tiba-tiba menukik turun dan terlihat bergerak ke arah mereka.
Melihat hal itu, mata Kenzo dan Wiliam melebar, Wiliam dengan cepat menyambar pergelangan tangan Kenzo untuk bersembunyi ke pinggir.
"Ini benar-benar buruk, naga itu sudah berada di level 40!" Gumam Wiliam sangat cemas.
"Level 40?"
Kenzo menelan ludahnya sendiri, dia tidak menduga akan bertemu dengan makhluk level tinggi begitu cepat, terlebih itu adalah ras naga, dia tahu naga memiliki kemampuan tempur yang sangat tinggi.
Tidak menunggu lama, udara di sekitar mereka tiba-tiba menjadi panas, dan warna merah mulai menyelimuti area tempat mereka, "Sial mungkinkah? ..." Wiliam merasa ada yang tidak beres.
"Tuan, saya akan keluar untuk memeriksa apa yang terjadi!" Wiliam melompat ke tengah jalan utama agar bisa melihat dengan jelas apa tang sedang terjadi.
"Sial, ini benar-benar terjadi!" Bola mata Wiliam sedikit melebar ketika mendongak ke langit, itu sesuai dengan prediksinya.