Tapi kakek tua itu tiba-tiba memandang serius kepadanya. "Jujur saja, Nak... ada apa sebenarnya yang mengantarkan kamu ke tempat ini...?" Ia bertanya lembut. Terkesan hati-hati.
Lusia terenyak sesaat. Ia lalu menoleh ke arah Seruni. Janda perawan itu tersenyum lucu ke arahnya. "Iya, kak Lusia belum ceritakan kenapa ia sebenarnya sampai datang kemari? Kakak cari jodoh ya...?"
Lusia tersenyum kecut. Tiba-tiba ada satu perasaan teriris di hatinya. Apakah ia harus mengatakan yang sejujurnya saja? Bahwa ia bersama Hendra lah yang pertama menerobos hutan terlarang itu. Dan menyebabkan semua kekacauan ini terjadi?
"Kenapa kakek tanyakan itu?" Lusia bertanya tajam.
Kakek itu mengangguk-angguk masygul. Ia menarik nafas, lalu berujar pelan. "Maaf, bukan aku bermaksud menuduh yang tidak-tidak. Namun dari penerawanganku terhadap dirimu, seperti ada satu energi metafisik yang menghubungkan dirimu dengan batu itu. Itu sebabnya kau sepertinya selalu lolos dari ancaman kutukan..."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com