webnovel

HUTAN TERKUTUK

"Jangan coba-coba merambah hutan yang kami lindungi!" demikian selalu ucapan warga jika ada pihak perusahaan perkebunan berniat ingin memperluas lahannya ke area hutan itu. Hutan itu memang selalu dijaga warga, bukan hanya puluhan tahun, bahkan ratusan tahun tak ada yang boleh berani menginjakkan kaki di sana. Warga selalu menutup dan menjaganya, bahkan jika ada pihak luar yang berani melanggar mereka tak segan-segan untuk bertindak bahkan mengancam nyawa nya. Ada apa yang disembunyikan warga selama ratusan tahun tak ada yang tahu persis. Dan itu pulalah yang membuat perusahaan yang dipimpin oleh Om Doni menjadi penasaran. Karena ngototnya warga ingin mempertahankan keberadaan hutan itu, ia pihak perusahaan akhirnya nekad mengirimkan dua orang staffnya untuk meneliti kebenaran mitos yang dihembuskan warga, bahwa hutan itu mengandung kutukan yang sangat mematikan. "Aku tugaskan kalian untuk membuktikan ketidakbenaran akan mitos yang dihembuskan warga itu!" kata Om Doni kepada staffnya, Hendra dan Lusia. Dengan setengah terpaksa akhirnya keduanya memasuki area hutan itu, dengan harapan bisa membuktikan ketidakbenaran kutukannya. Tapi sesuatu yang mengerikan justru menunggu mereka di sana. Sesuatu yang selama ratusan tahun menunggu untuk dibangkitkan...! Dan sesuatu itu terus mengejar siapapun di sekitarnya dengan teror dan kutukan yang mengerikan...!

naramentaya20 · Horreur
Pas assez d’évaluations
115 Chs

39. Penjemput Dari Dunia Lain

Tapi kakek tua itu tiba-tiba memandang serius kepadanya. "Jujur saja, Nak... ada apa sebenarnya yang mengantarkan kamu ke tempat ini...?" Ia bertanya lembut. Terkesan hati-hati.

Lusia terenyak sesaat. Ia lalu menoleh ke arah Seruni. Janda perawan itu tersenyum lucu ke arahnya. "Iya, kak Lusia belum ceritakan kenapa ia sebenarnya sampai datang kemari? Kakak cari jodoh ya...?"

Lusia tersenyum kecut. Tiba-tiba ada satu perasaan teriris di hatinya. Apakah ia harus mengatakan yang sejujurnya saja? Bahwa ia bersama Hendra lah yang pertama menerobos hutan terlarang itu. Dan menyebabkan semua kekacauan ini terjadi?

"Kenapa kakek tanyakan itu?" Lusia bertanya tajam.

Kakek itu mengangguk-angguk masygul. Ia menarik nafas, lalu berujar pelan. "Maaf, bukan aku bermaksud menuduh yang tidak-tidak. Namun dari penerawanganku terhadap dirimu, seperti ada satu energi metafisik yang menghubungkan dirimu dengan batu itu. Itu sebabnya kau sepertinya selalu lolos dari ancaman kutukan..."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com