Makhluk-makhluk menyeramkan itu menyerbu masuk ke dalam rumah, sementara pacet-pacet yang menerobos melalui jendela kini sudah merayapi dinding kamar. Ternyata mereka tidak hanya menyerbu Lusia, tapi juga merangsek ke arah si kakek dan Seruni yang memepeti dinding karena ketakutan.
"Mereka tidak bersalah! Akulah yang bersalah! Jangan ganggu mereka.. aaaahhhh...!" Ia menjerit-jerit histeris sambil berusaha merangkul Seruni yang menangis ketakutan karena pacet-pacet itu ada yang merayapi tubuhnya.
Lusia sangat panik. Ia menendang kesana kemari dengan kalap makhluk menjijikkan dan licin berlendir itu. Kendati satu dua makhluk terlempar ke lantai karena tendangannya, namun yang lainnya makin banyak merayap di tubuhnya dan tubuh Seruni.
Kakek Abdullah tampak kalanglabut meniupi makhluk-makhluk itu dengan manteranya. Tapi ketika satu dua makhluk pacet lenyap dari pandangan, yang lainnya masuk malah semakin banyak.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com