"Zen, jangan mengada-ngada," timpal Nathan yang malu setengah mati.
"Papa mu baik-baik saja, Zen... Kau tak perlu sekhawatir itu. Justru saat ini papa mu tengah bahagia. Coba tanya saja."
Ya, rupanya Max memang tak menyia-nyiakan sedikit pun kesempatan untuk menggoda Nathan. Namun rasanya menjadi alasan pengalihan yang lebih baik, saat mendapati Zeno yang seketika berubah ceria, manik matanya yang begitu menghipnotis bahkan berbinar.
"Benarkah, pa?"
"Eh? Y-ya."
"Bahagia kenapa?" Begitulah Zeno, sangat kritis untuk mencari kejelasan atas sedikit pun informasi yang di dapatkannya. Nathan lantas mengikis alasan dari otaknya yang seketika menjadi tumpul untuk sekedar merangkai kalimat bohong. Ya, untung saja Max yang masih baik hati mengambil alih.
"Karena kau yang tumbuh semakin menggemaskan."
"Benarkah?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com