webnovel

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
369 Chs

Tetesan Darah

Dor!

Sebuah peluru meluncur dengan cepat, mengarah pada tubuh Ghirel yang sedang menutup telinganya karena terkejut. Semuanya berjalan sangat cepat tanpa kendali. Orang-orang berhambur ketakutan, memilih untuk menjauh dari lokasi. Bahkan ada yang berlari hingga ke dalam mobilnya.

Tetapi tidak dengan gadis dalam balutan dress putih itu. Ghirel terdorong cukup keras ke arah panggung oleh seseorang. Dia sampai terjatuh dengan cukup keras hingga dress putihnya kotor dengan tanah dan noda merah. Seorang laki-laki yang tadinya menindih Ghirel, kini berusaha bangkit dan menunjukkan wajahnya yang sangat datar tanpa ekspresi. Bahkan dia tidak menunjukkan ekspresi kesakitan saat darah menembus kaosnya.

"Al—Varo?" Lirih Ghirel saat mendapati Alvaro yang sedang berusaha bangkit. Darah menetes dari lengan milik Alvaro hingga menimbulkan bercak merah pada dress yang Ghirel kenakan. Tetesan itu semakin deras, membuat Ghirel menelan ludah kasar saat melihatnya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com