webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#CAMPUS
#ABUSIVELOVE
#CINTA
#ROMANTIS

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Teen
Not enough ratings
369 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY
#CAMPUS
#ABUSIVELOVE
#CINTA
#ROMANTIS

Arah Jam 11

Ghirel meremas tangan Afka dengan cukup kencang. Gadis itu merasa sangat gugup. Bahkan matanya tak berani kesana-kemari, takut dengan orang-orang yang memandangnya dengan tatapan meremehkan.

"Kamu gak apa-apa sayang?" Tanya Afka. Tangan Ghirel terlepas dari genggaman hanya tersebut. Sebagai gantinya, tangan Afka kini melingkar posesif di pinggang ramping Ghirel dan merapatkan tubuh Ghirel kepadanya. Afka seakan sedang menekankan kepada siapapun soal status hubungan keduanya.

"Aku baik-baik aja. Cuman agak takut." Jawab Ghirel dengan lirih. Afka tertawa kecil, membuat para gadis yang menyaksikan itu menganga tidak percaya. Manusia es batu seperti Afka tertawa? Meskipun terlihat samar, setidaknya mereka melihat ekspresi lain dari wajah Afka yang selama ini selalu datar.

"Kenapa harus takut? Kamu gak salah apapun sayang," balas Afka dengan suara yang lembut. Sesaat kemudian dia bisa merasakan perutnya di sikut oleh sang istri.