Arion memasuki rumah dengan sangat marahnya. Dia membanting tasnya ke atas ranjang, mengacak rambutnya frustasi. Ingatan mengenai Marvin dan Thea terus berarang di dalam otaknya. Menggebu-gebu sekana menyuruh tak ingin pergi dari pikirannya.
Gadis itu menerima cinta Marvin seakan-akan ingin balas dendam kepadanya. Arion murka! Tidak mungkin Thea mencintai laki-laki yang sangat dia takuti dulu. Arion tidak rela. Thea hanya miliknya. Dan selamanya akan begitu.
Pintu kamarnya terbuka secara tiba-tiba. Arion segera mengontrol dirinya. Memasang wajah tanpa ekspresi yang terlihat dingin. Dilihatnya gadis yang menjadi penyebab Arion uring-uringan.
"Lion..." Thea menutup pintu kamar Arion secara diam-diam. Tidak, dia tidak menguncinya. Dia hanya mengantisipasi agar Afka tidak mendengar percakapan mereka.
"Kita selesai di sini, Arion. Kau dengan Alicia dan aku dengan Marvin. Kita sudahi semuanya di sini ya?" Ucap Thea. Wajah gadis itu terlihat sama kacaunya dengan Arion.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com