webnovel

Greentea Latte

VOL 3. {Greentea Latte Destiny (21+)} = Bab 215 Badboy dingin yang memiliki penyesalan besar kini telah menjelma menjadi pria tampan dan mapan di usianya yang tergolong muda, yaitu 22 tahun. Di usia tersebut, dia telah menyelesaikan S1 di Oxford dan menjadi CEO dari perusahaan Fedrick Company, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner paling besar se-Asia Tenggara. Sayangnya, di usia yang tergolong cukup muda itu, dia sudah menjadi duda sehingga dia mati rasa terhadap wanita. Afka menjalani hidupnya dengan monoton, tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya ada kebencian yang besar dalam hatinya kepada seseorang. Hingga suatu hari, dia bertemu dengan seorang gadis cantik yang sangat mirip dengan mantan istrinya. Sialnya, Afka mengenal dengan baik gadis itu. VOL 1,2. {Greentea Latte (18+)} = Bab 1-214 Afka Fedrick, seorang badboy tampan ala novel yang memiliki sifat yang dingin. Dia memiliki penyesalan terbesar dalam hidupnya. Penyesalan yang berhasil membuat hidup cinta pertamanya hancur berantakan. Ghirel Sananta, seorang gadis yang tertatih selama hidupnya. Tak ada kebahagiaan dalam kamus Ghirel sampai Afka hadir dalam hidupnya. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sesaat. Afka kembali menurunkan hujan padanya. Hujan badai yang membuatnya hancur berkeping-keping. Afka adalah penyebab kehancurannya. Afka adalah sosok yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. bagaimana kelanjutan kisah cinta sepahit Greentea yang terjalin diantara lembutnya Latte tersebut? by Depaaac_

Depaaac_ · Teen
Not enough ratings
369 Chs

22. Meninggalkan Tuhannya?

Meninggalkan tuhannya? Itu adalah permintaan paling sulit yang pernah Arion terima. Pemuda itu terdiam seketika. Mematung dengan ekspresi tak terbaca. Terlihat jelas dia sedikit kalut. Tak tahu harus menjawab apa.

Diliriknya Ghirel yang masih menunggu jawaban dari pertanyaan yang dua setengah menit lalu dia ajukan. Arion menarik nafasnya. Mengapa dia masih ragu jika dirinya sudah mendapat jawaban bahkan sedetik setelah Ghirel bertanya?

"Tidak Bunda. Aku tidak akan pernah meninggalkan Tuhanku." Jawab Arion pasti dengan penuh keyakinan.

Ghirel tersenyum kecut. Mengusap pundak Arion lagi. Dia haris membicarakan hal ini pelan-pelan dengan putranya agar dia mau mengerti.

"Kalau begitu, Thea juga sama sepertimu Lion. Dia tak ingin meninggalkan tuhannya. Apa sekarang kamu sudah paham tentang kata 'berbeda' yang Thea berikan?" Tanya Ghirel.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com