webnovel

EP. 056 - Siluet

"Baiklah, kita langsung masuk ke dalam!" kata perempuan berbaju bunga yang usianya sekitar 40 tahunan.

Grizelle kaget. Dia tidak paham dengan apa yang terjadi. Perempuan berjubah bunga berbalik dan berjalan memasuki bangunan mewah itu. Para gadis dibelakangnya mengikutinya. Melihat Grizelle yang tetap diam, ibu penjual mimpi langsung mendorong punggungnya pelan. Meminta Grizelle untuk berjalan mengikuti perempuan itu. Grizelle akhirnya berjalan dengan terpaksa. Mereka semua masuk ke dalam bangunan itu.

Kerajaan Eldamanu, Tahun 1350

Terlihat dari pemandangan atas, bangunan itu dikelilingi oleh hutan dan beberapa bangunan besar. Ternyata bangunan itu adalah istana Kerajaan Eldamanu. Salah satu dari bangunan di dekatnya adalah markas tim Jenderal Aiden. Grizelle dan ibu penjual mimpi memasuki istana dari pintu belakang. Tak jauh dari istana, ada pantai berwarna biru putih dan pelabuhan.

Grizelle masuk ke dalam istana dan terkejut. Ini adalah bangunan yang sangat indah. Keanggunan dari bangunan ini tak lekang oleh waktu. Hamparan karpet merah panjang berada di depannya untuk diinjak.

"Tempat apa ini?", tanya Grizelle.

Mendengar pertanyaan dari Grizelle, perempuan berjubah motif bunga yang berjalan paling depan langsung berbalik. Gadis-gadis yang berjalan dibelakangnya langsung berhenti lalu berpindah ke pinggir karpet. Mereka melakukan ini agar Grizelle yang berada di belakang bisa melihat perempuan baju bunga.

"Selamat datang di istana Kerajaan Eldamanu. Perkenalkan, saya Andrea Kepala pelayan di sini. Ada seseorang yang harus anda temui di sini. Silakan ikut saya!", kata perempuan berjubah bunga.

Grizelle sebenarnya masih ingin bertanya. Namun Bu Andrea yang berbaju bunga langsung berbalik dan berjalan cepat. Seakan dia tidak ingin Grizelle bertanya macam-macam padanya. Grizelle yang masih bingung dengan apa yang terjadi, terpaksa berjalan mengikutinya.

Bu Andrea menuntun Grizelle dan ibu penjual mimpi ke sebuah ruangan yang besar, luas, dan cerah. Ruangan itu memiliki lubang jendela besar tanpa penutup. Lubang jendela itu membantu Grizelle untuk melihat taman bunga dan air mancur di baliknya. Warna dominan ruangan ini adalah krem, emas, putih, perak, dan merah. Benda-benda bersejarah bernilai tinggi ditempatkan di seluruh ruangan. Hal itu menambah keanggunan ruangan ini.

Rombongan Bu Andrea menaiki tangga lalu berhenti di sebuah ruangan besar dengan pintu tertutup. Bu Andrea berhenti di depan pintu, berbalik dan menunggu Grizelle tiba. Setelah Grizelle tiba, dia baru membuka pintu ruangan. Telihat sebuah kolam di tengah-tengah ruangan.

"Silakan mandi terlebih dahulu dan berganti baju!", ucap Bu Andrea.

"Tidak perlu. Lebih baik kita langsung ke intinya", kata Grizelle.

"Anda baru saja kehujanan, kan? Baju anda masih basah", kata Bu Andrea sambil melihat Grizelle dari ujung kaki ke ujung kepala.

Tahu Bu Andrea melihatnya dari bawah, Grizelle ikut menunduk ke bawah. Ternyata benar, bajunya masih basah. Grizelle menengok ke belakang, ternyata bajunya yang basah juga membasahi karpet merah yang dia lewati. Tak ada pilihan lain, selain mengikuti arahan dari Bu Andrea.

"Baiklah", kata Grizelle.

Dua gadis yang mengikuti Bu Andrea segera mendekati Grizelle. Tiba-tiba mereka memegang pundak Grizelle dan menurunkan lengan bajunya. Grizelle langsung menarik bajunya agar tidak meluncur turun.

"Saya bisa mandi sendiri. Saya tidak akan pergi ke mana-mana", ucap Grizelle.

"Baiklah", kata Bu Andrea sambil mengangkat tangannya untuk memberi kode pada para gadis bawahannya.

"Bajumu ada di sebelah sana", kata Bu Andrea sambil menunjuk sebuah baju di atas lemari.

Bu Andrea pergi keluar ruangan diikuti para gadis pelayan bawahannya. Ibu penjual mimpi juga ikut menyusul Bu Andrea. Mereka berjalan meninggalkan Grizelle sendirian di ruangan itu. Lalu pintu ruangan ditutup.

"Apakah dia akan baik-baik saja? Sepertinya dia tidak paham dengan apa yang terjadi", tanya ibu penjual mimpi.

"Dia akan diperlakukan dengan baik di sini. Kami masih membutuhkannya", jawab Bu Andrea.

Bu Andrea dan ibu penjual mimpi saling berbincang di sepanjang lorong gedung. Pelayan di belakang mereka bertingkah seakan tidak mendengar pembicaraan. Mereka terus berjalan menjauh.

Grizelle sudah selesai mandi. Dia membalut rambutnya yang basah dengan sebuah kain. Kemudian dia mengambil pakaian yang sudah disiapkan Bu Andrea dan memakainya. Selesai, dia segera membuka pintu besar. Ternyata di sana sudah ada dua perempuan yang menunggu. Perempuan itu adalah perempuan yang tadi mengikuti Bu Andrea. Dua gadis itu menuntun Grizelle ke suatu tempat.

Tibalah Grizelle di sebuah ruangan. Di sana sudah ada beberapa orang wanita. Seseorang langsung menarik kain yang menutupi rambut basah Grizelle. Dia langsung mengeringkan rambut Grizelle yang basah. Wanita yang lain meminta Grizelle duduk dengan isyarat tangan. Setelah duduk, wanita itu langsung membersihkan wajah Grizelle dan meriasnya. Karena semuanya diam, Grizelle juga ikut diam. Mereka semua bekerja dalam kesunyian.

Jenderal Aiden berjalan pelan di sebuah jalan setapak yang berada di tengah taman. Saat itu hari sudah malam. Dia berjalan pelan dengan raut wajah yang kesal dan seakan ingin mengumpat dengan tatapan matanya. Dia menggunakan seragam merahnya dengan rapi.

Beberapa langkah kemudian, dia tiba di depan pintu yang dijaga oleh dua orang penjaga. Seakan sudah mengenal Jenderal Aiden, dua penjaga itu langsung membukakan pintu tanpa sepatah kata apapun. Jenderal Aiden langsung memasuki pintu. Ternyata di dalamnya hanya ada ruangan putih luas yang kosong. Hanya ada barang-barang bersejarah mahal yang mengisi ruangan itu. Setelah berjalan lurus cukup lama, dia belok ke kiri, bertemu sebuah lorong, lalu belok ke kanan.

Ternyata sudah ada Raja Orlen yang menunggu Aiden di atas singgasananya. Jenderal Aiden memasuki istana melalui pintu samping yang memiliki jalan yang berbeda. Jenderal Aiden langsung membungkuk, memberi hormat pada Raja yang duduk di depannya.

"Maaf, telah memanggilmu ke sini. Padahal hari cutimu masih satu hari lagi", kata Raja Orlen.

Namun, dengan beraninya Jenderal hanya membalasnya dengan diam dan berdiri. Kepalanya yang awalnya menunduk kini naik perlahan dan menunjukkan wajahnya yang bersih dan tampan.

"Bagaimana? Apakah semuanya sudah kau urus dengan baik? Kau membiarkan mereka hidup, kan? Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan pada mereka", kata Raja Orlen yang duduk di atas singgasananya.

"Mereka berdua masih hidup. Mereka dalam sudah sampai di halaman depan. Sebentar lagi mereka tiba di sini", balas Jenderal Aiden.

"Baiklah. Ada yang seseorang lagi yang ingin aku temui", kata Raja Orlen.

"Siapa, Yang Mulia?" tanya Jenderal Aiden.

Seketika itu, sebuah pintu besar terbuka. Suara pintu itu menarik perhatian Jenderal Aiden. Di balik pintu sudah berdiri sebuah siluet. Di belakang siluet itu ada cahaya yang terang.

Jika diperhatikan lagi, siluet itu berbentuk seorang perempuan. Siluet itu berjalan mendekat. Dia berhasil mengalihkan pandangan Jenderal Aiden. Aiden yang penasaran, berusaha memfokuskan pandangannya agar bisa melihat lebih jelas lagi. Semakin lama, lekuk tubuh indah mulai terlihat. Semakin lama semakin jelas. Ternyata, siluet adalah Grizelle.