Kenzo tersenyum, lantas bergerak mencium kening Aura. Entah kenapa tiba-tiba ada rasa nyaman menyelusup di relung hatinya.
"Kita mungkin akan lama nggak ketemu. Atau bahkan malah nggak bertemu lagi," ucap Aura dengan nada sedih setelah Kenzo melepas kecupan pada keningnya.
"Jangan bicara begitu. Aku harap sih kita bisa ketemu lagi."
Aura menatap lelaki matang di depannya itu dan sedikit tercenung. Dia mengingat tawaran Kenzo yang dari kemarin dia tolak. Menjelang berpisah dari lelaki itu rasanya makin berat saja. Jika dia menerima Kenzo sebagai kekasih, Aura tidak yakin bisa bertahan lama karena jarak memisahkan mereka terlalu jauh.
"Tawaran menjadi kekasihmu apa ada masa kadaluarsanya?" tanya Aura ragu. Namun, justru itu membuat Kenzo tertawa.
Gadis itu memberengut. "Kenapa kamu tertawa?"
Dengan gemas Kenzo mengacak poni gadis itu. "Memangnya produk makanan yang ada masa kadaluarsanya?"
"Jadi?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com