webnovel

21 Rachel, berubah

Siapa yang tidak mengenal vante lebih baik dari sahabat-sahabatnya? Tentu saja mereka mengetahu apa yang di alami Vante, bagaimana pria itu mencintai seorang Wanita lalu di khianati. Tidak ada yang tahu banyak tentang bagaimana perjalanan Vante sampai sejauh ini selain para sahabatnya.

"Ya," Vante yang sedari tadi menunduk lalu menatap satu persatu sahabatnya. "Jangan Memuali masalah ini lagi, kalian tahu aku tidak menyukainya." Vante menatap mereka penuh amarah, ia sangat sensitive jika membicarakan masalah Vera.

Leo yang paham betul bagaimana Vante sekarang mencoba untuk mencairkan suasana yang semakin tegang. Ia melihat-lihat sekitar dan mendapati Rachel tengah berdiri. "Bukankah itu Rachel?." Gumam nya lalu memperhatikan untuk memastikan.

"Benar, dia ada di sini." Batin nya.

"Ah, kalian ingin melihat Rachel bukan? D-dia ada di sana Bersama Sandra dan monica." Tunjuk Leo kearah Rachel yang sedang berdiri dan mengobrol dengan Sandra dan monica.

Mereka semua mengikuti telunjuk Leo yang sedang memberitahu mereka Calon isteri Vante. Mereka melihat sosok Wanita tengah berdiri di samping monica sedang memegang tas di sebelah tangan nya yang tegah tertawa lepas.

Leo memegang kedua bahu sahabatnya yang kebetulan duduk di sampingnya, terutama Vante yang tidak mendengar ucapan nya tadi dan fokus menatap yang lain. "Lihatlah, Rachel." Bisik Leo ke telinga Vante.

Kedua mata Vante menangkap sosok Wanita yang ia kenali, memakai gaun hitam polos dengan sepatu hak tinggi dan membiarkan rambut nya yang memakai hiasan rambut, membiarkan rambutnya tergurai ke samping.

"wah, Vante. Kau salah besar dengan menyebutnya culung."

"Wanita secantik dia di sebut culung? Aku yakin pria itu mata nya rabun." Gumam jeka membuat yang lain tertawa dan memukul Pundak satu sama lain.

Vante diam dan tidak menyahut apa yang di katakan Jeka barusan mengenai dirinya. Vante diam memperhatikan Rachel yang tengah terlihat berbeda dari biasanya. Rachel yang memakai gaun hitam dan membuat bahu putih nya terlihat.

Rachel yang mempunyai mata indah, bibir sensual, hidung yang mancung, bulu mata lentik dan memiliki bentuk wajah yang kecil. Vante bisa melihat pemandangan yang tidak biasa ia lihat sebelumnya dari diri Rachel.

Saat Vante tidak bisa berkedip melihat penampilan Rachel, mata mereka berdua tidak sengaja bertemu yang sontak membuat Vante langsung membuang muka ke samping.

"Ya, dia datang kemari!." Gumam Jyin heboh.

Kedua mata Vante Kembali melihat Rachel sedang berjalan menuju kearah nya. Bersama Sandra dan monica yang datang menghampirinya. Vante juga bisa melihat banyak pasang mata yang tertuju pada Rachel, tidak bisa di pungkiri jika malam ini rachel sangat berbeda pada malam ini. Vante sampai tak sadar menelan ludahnya samar kala Rachel mendekatinya, Aroma parfum dari tubuh Rachel membuat Vante menutup mata nya, Aroma parfum yang di pakai Rachel mengingatkan nya akan seseorang yang pernah menggunakan parfum yang sama.

Vante membuka matanya dan mengingat jika parfum yang di gunakan Rachel adalah Parfum yang vante buatkan khusus untuk Vera. Tidak ada yang menjual dan hanya bisa di dapatkan Vante seorang. Aroma yang terkesan wangi, segar , sensual dan aroma seperti buah pir. Semua itu membuat bayangan-bayangan Vera terlintas di benak Vante. "Dasar, adik kurang ajar. Dia mengambil parfum itu dan menggunakan nya pada rachel." Gumam nya menatap monica tajam.

Parfum yang hanya dibuatkan khusus untuk Vera dari Vante, yang hanya bisa di dapatkan oleh vante dan tidak diproduksi ke publik. Vante sangat mengenal khas aroma yang sudah ia buat untuk Vera dari diri Rachel.

"Bagaimana kabar kalian semua? Kok, bisa datang kemari." Tanya monica heran melihat para lelaki yang dulu sering mengejeknya saat kecil. Mereka adalah kumpulan

Joon tertawa, Bersama yang lain nya. "Yak, apa kau lupa pekerjaan kami apa? tentu saja kami datang jika ada pesta dan menanam saham. Benar bukan, jimin." Joon merangkul jimin sambil mengangkat salah satu alisnya lalu tertawa.

"Sudah ku katakan, jika otak nya seperti kungkang. Lemot, tidak seperti saudaranya..

Plakk

"Ya!."

Monica memukul lengan jimin. "Apa!!, kau menyebutku otak ku kungkang? What the fu*k." Umpat Monica kesal. Semua nya yang menonton pertengkaran jimin dan monica hanya tertawa melihat kedua sahabat itu bertengkar.

"Otak kau itu sama seperti kungkang! Lemot, apa salah nya dengan ucapanku, semua ini fakta." Sahut jimin tak mau kalah. Ia senang mencari masalah dengan adik dari vante itu dengan memberikan nya banyak julukan. Seperti kungkang contohnya.

"ya, pria tua. Sebaiknya kau bercermin bagaimana kau dulu tidak naik kelas karena otak mu itu," Monica melipat kedua tangan nya dan mendesih ."Tidak kah kau malu harus sekelas dengan ku dulu? Jika aku jadi dirimu mungkin aku tidak akan menampakan diri lagi."

Jimin melebarkan mulutnya, mata nya membulat setelah monica mengejek dirinya. Ini tidak bisa di biarkan, Wanita itu sudah merendahkan dirinya di depan calon isteri Vante. Rasa nya harga dirinya seketika hilang. Bahkan sebelum jimin memperkenalkan dirinya pada calon vante. "jaga ucapanmu itu, manusia otak lemot. Apa kau tidak lihat pencapaian yang aku dapatkan? aku mengelola perusahaan sekarang"

"Lalu kau? Kau bahkan belum lulus kuliah, lihatlah dulu bagaimana seorang jimin bisa memperbaiki kesalahan nya dengan belajar giat dan mendapatkan peringkat pada saat itu. kau melupakan nya? Aku bahkan bisa melompati kelas dan lulus cepat. Lain kali jika ingin merendahkan seseorang, kau harus sadar diri dengan orang yang ingin kau rendahkan." Kesal jimin.

Mereka semua bertepuk datangan saat jimin membalas monica dengan ucapan nya, terlihat jika monica diam dan tidak mengatakan apapun setelahnya.

"tenang, monica. Aku akan membelamu." Sahut Joon lalu berdiri di belakang monica.

"Aku juga, jangan biarkan dia merendahkanmu, monica. Katakan saja kelemahan nya." kata Sandra. Monica menyipitkan kedua mata nya menatap jimin lalu mengangkat sudut bibirnya ke atas. Ia baru mengingat sesuatu setelah Sandra memberitahu kelemahan jimin padanya. Sesuatu yang tidak di sukai pria yang mewarnai rambutnya dengan warna pirang itu.

"Ya, pendek, kucil dan tidak lebih tinggi dari suga. Kau pikir aku akan diam saja setelah kau menyebutku kungkang? Cih, pria yang seperti kurcaci yang tidak tau bagaimana memanjangkan kakinya."

Jimin melebarkan matanya dan semuanya tertawa puas mendnegar bagaimana monica membalas jimin. Bahkan Jyin tertawa hingga membuatnya mengeluarkan air mata. "Ya.. aku sangat setuju ucapanmu barusan."

Di saat mereka semua berdebat, rachel hanya diam dan mendengarkan mereka saling menyahut. Begitu pula dnegan Vante yang sejak tadi hanya melihat Rachel tanpa mengatakan apapun ataupun membela sang adik yang sekarang di jelek kan jimin dan yang lain nya.

Mereka di perhatikan, rachel menatap Kembali Vante, mata mereka berdua bertemu. Tidak ada yang memalingkan wajah dalam pandangan mereka. Meskipun Rachel risih karna vante yang tidak pernah berhenti menatapnya.

Ekhemm

"Ada yang makan omongan nya sendiri, nih."