webnovel

20 Teman Vante

"Kau sangat cantik, Rachel. Aku yakin kakak ku tidak akan bisa berkedip melihat penampilan calon istrerinya ini." Goda Monica yang baru saja selesai mengoleskan beberapa make up di wajah Rachel.

Rachel membuka mata nya perlahan, ia melihat samar-samar di pantulan cermin yang berada di depan nya sekarang. Perlahan-lahan gambaran itu terlihat jelas di kedua matanya. Rachel melihat pantulan diri nya dari pantulan cermin, tengah memakai gaun hitam polos di atas lutut, memperlihatkan garis tulang yang indah. Kulitnya yang putih menjadi poin plus untuk Penampilan Rachel.

"Sebentar," Monica mengambilkan sesuatu di dalam lemari. "Kau mencari apa lagi? Ini semua sudah cukup---

"Sutttt, tidak akan lenkap jika kau tidak memakai kalung, ini dia." Monica mendapatkan apa yang ia cari, Monica memposisikan dirinya berdiri di belakang Rachel. Ia memasangkan kalung dengan buah kalung bergambar bunga itu.

"Ini berlian, tidak monica. Aku tidak ingin memakai kalung ini—

"Nah, coba aku lihat. Wah, ini sangat cocok pada mu sekarang."

"Akan lebih baik jika rambut mu di biarkan tergurai ke samping," gumam nya memperbaiki rambut Rachel.

Rachel berpaling dan menatap monica, Air mata nya tanpa sadar menetes. "Kenapa kau menangis? Kau tidak menyukai nya, ya? Apa perlu aku cari yang lain—

"tidak, ini sudah cukup. Terima kasih—

Rachel memeluk monica, ad aperasaan Bahagia yang ia dapatkan saat melihat bagaimana Monica selalu memperhatikan nya dan berbuat baik padanya. Jika orang-orang selalu menjauhinya karna berasal dari kalangan bawah, berbanding terbalik dengan monica yang selalu mendukung nya dan selalu memberi kebahagian.

"Sudah, jangan menangis, bagaimana jika make up mu luntur? Hah, ini tidak bagus. Hasil karyaku akan hilang karna air matamu itu."

-

-

-

-

Kami berdua sudah sampai di sebuah hotel mewah, tempat dimana berlangsung nya pesta dari orang tua Sandra. Monica dan aku menaiki tangga setelah kami keluar dari mobil.

"Kakak ku akan datang kemari, kedua orang tua Sandra mengundang nya untuk datang—"

Aku hanay diam saat mengetahui jika Vante akan datang ke pest aini juga. Aku baru ingat jika vante adalah pengusaha, tentu saja vante akan datang di pesta pemilik pengusaha juga bukan.

Mereka berdua berjalan Bersama dan masuk ke ruangan tepat dimana pesta berlangsung. Ada banyak orang yang datang dan berkumpul. Aku bisa menebak jika mereka smeua adalah pengusaha kaya dan berserta putra-putri mereka. Sepertinya hanya aku saja yang berasal dari kalangan bawah.

"Hai, akhirnya kalian datang juga. Wah, Rachel.. kau terlihat berbeda malam ini"

"Dia menghiasku dengan sangat baik, bukan?" aku menyenggol tangan Monica sambil tertawa pelan.

"Tentu saja, Aku membuat nya semaki cantik malam ini,"

Kami bertiga tertawa dan mengobrol. tanpa sadar beberapa ornag Sudha mulai berdatangan semakin banyak, Sandra lalu membawa kami duduk di kursi yang sudah di siapkan untuk para tamu. "Kalian ingin makan? Makan di sini sangat enak, aku bahkan sudah dua kali tambah."

Kami menggeleng. "tidak, aku masih belum lapar, bagaimana dengan mu, Rachel?."

"Aku masih belum lapar, Hm. Bolehkan aku menanyakan sesuatu?"

"tentu saja, apa itu"

"Apa yang akan kita lakukan malam ini, di pesta ini." tanta Rachel bingung. Ia sama sekali tidak tahu apa yang akan di lakukan orang-orang kaya saat mengadakan pesta.

"Sudah ku tebak kau akan penasaran…. Hm, sebenarnya semua ini tidak boleh di beritahu pada siapapun. Tapi aku akan tetap melakukan nya untuk sahabat-sahabatku, kalian berhak tahu.." ucap nya mempelankan suaranya . Ia lalu melihat-lihat sekeliling nya dan menyuruh mereka mendekatkan wajahnya bersamaan.

"Akan ada penyanyi yang akan datang, dia adalah aiyu—" Bisik Sandra membuat rachel terkejut.

"Apaa?!." Teriak Rachel kaget dan sontak membuatnya menutup mulut.

Aiyu adalah penyanyi kesukaan rachel, tidak heran jika reaksinya kebanyak para penggemar yang kaget saat tahu idola nya akan datang di depannya.

Jika rachel sedang asik mengobrol dengan kedua sahabatnya, lain lagi dengan empat pria yang kini sedang duduk meja tengah membicarakan sesuatu.

Mereka empat orang pria dengan rata-rata usia hampir kepala tiga menghadiri undangan ajakan menanam saham ke sebuah perusahaan dan sekaligus pesta Unniversry. Setelah berkumpul, mereka asik mengobrol dan menikmati pesta. Masing-masing pria itu memegang gelas.

Dalam pesta, aka nada sesuatu yang berhubungan dengan bisnis. Tergantung bagaimana pemilik acara yang bisa saja membuat pesta untuk bisnis mereka.

"Aku dengar akan ada yang menikah di antara kita, siapa pria yang tidak memberitahu kabar gembira ini padaku." Kim joon menatap satu persatu teman nya sambil memegang gelas di tangannya.

"Ai, tidak mungkin, kita semua tahu jika tidak ada di antara kita yang memiliki pasangan." Sahut pria yang memiliki Pundak lebar, ia adalah Jyin.

"Pria yang akan menikah itu di jodohkan oleh nenek nya, ah. Siapa pria itu?." Ucap pria memakai jas berwarna coklat. Ia juga melirik Vante beberapa kali setelah mengatakan hal itu.

"Ya, jeka. Umpan yang bagus." Sahut Joon memberikan jempol nya sambil tertawa.

Vante yang sejak tadi tidak mengatakan apapun, ia menatap Leo tajam. Siapa lagi yang akan menyebarka berita ini jika bukan Leo yang memiliki mulut lemes? Vante menghela nafas saat para sahabatnya tahu mengenai pernikahan nya. "Apa kalian tidak ada topik lain lagi? Kapan kalian laku, gitu" Vante menatap sahabatnya datar memberitahu jika ia tidak menyukai topik yang sedang mereka bicarakan.

Mereka semua tertawa. "Untuk itu, kita harus menyelesaikan topik ini untuk ke topik berikutnya—katakan, siapa Wanita yang akan menjadi isterimu nanti, Siapa Wanita cantik yang---." Ucapan Joon terpotong Vante yang langsung menyahut.

"Dia?" Vante mendesih. "Dia bahkan tidak cocok berada di pesta ini,"

"Benarkah? Jika vante sudah mengatakan itu. aku yakin Wanita itu cantik." Sahut Jyin bersemangat.

Mereka semua tertawa semakin keras saat Jyin menjawab. Sambil memukul punggung satu sama lain ."Terserah, aku Sudah mengatakan pendapatku---" sahut Vante lagi sambil meneguk segelas cairan berwarna ke unguan itu.

"Hey, Leo! Katakan pada kami seperti apa calon isterinya, kami tidak akan percaya pada ucapannya sebelum kau mengatakan bagaimana Wanita itu pada kami. Kita semua sudah tahu, jika Mata Vante sudah di penuhi dengan wajah, Vera--- dia tidak akan pernah menganggap Wanita lain cantik di matanya." Sahut Jyin sambil tertawa.

Vante diam dan tidak mengatakan apapun, membiarkan bagaimana Sahabatnya mengatakan apapun padanya untuk mendengar bagaimana pendapat mereka tentang dirinya dan Vera.

"Kau benar—Vante itu tipe pria setia, bagaimana bisa dia memuji Wanita lain jika tengah mencintai seseorang." Sahut Jimin.