webnovel

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urbain
Pas assez d’évaluations
1020 Chs

IV-40. Jaket Punya Ayah

Berhati-hati Mahendra menaiki ranjang mungil dengan seprai motif Shabby Chic bunga-bunga keunguan cerah, membaringkan setengah tubuhnya dan mencari posisi nyaman. Menjulurkan tangan dan meletakkannya pada dahi yang dapat dipastikan hangat. Manik mata biru itu kini kemerahan. Merunduk, meringkuk beberapa menit di atas bantal di samping istrinya.

"Kau sudah datang?" suara ini di iringi dahi mengkerut dan mata yang memicing. Sedangkan lelaki di sampingnya lekas menghapus sesuatu lalu menegakkan diri, tersenyum. Wajah Mahendra seolah berkabut hingga Aruna perlu memfokuskan matanya beberapa kali sampai perlahan-lahan bisa melihat dengan jelas lesung pipi yang tersaji.

"Mandilah, segarkan dirimu. Makan, baru temani aku," Aruna tidak tahu kenapa suaminya tak bersuara, tak bergerak dan tak bicara. Hanya tangannya yang detik ini memegang jari-jari mungil. Memainkannya dalam keheningan.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com