webnovel

dua

"apa syaratnya?" Tanya sheril antusias

"Sekarang gw tanya dulu, Lo setuju gak dengan syarat yang gw kasih nanti?" Tanya Bryan tanpa mau memberitahukan lebih dulu syarat apa yang akan di berikan olehnya

"Setuju aza gw!" Jawab sheril tanpa berpikir panjang, karena ia begitu bahagia kalo bisa masuk kesekola favorite yang ada depan matanya saat ini! Dan satu hal lagi, dia bisa membahagiakan sang mama yang juga begitu menginginkan putrinya bisa bersekola di sekolah tersebut.

"Ya udah kalo Lo mau ikut gw sekarang!" Ajak Bryan dan sheril pun mengangguk saja dengan senyum bahagia di wajahnya.

"Oh iya, nama Lo siapa?" Tanya Bryan

"Oh nama gw sheril!" Jawab sheril

"Masuk!" Perintah Bryan

"Maksudnya ke mobil ini" tanya sheril ragu

"Emang kemana lagi" geram Bryan

"Tapi umur Lo berapa?" Tanya sheril lagi, yang agak takut kalo harus naik mobil bersama anak yang belum cukup umur

"Gak usah takut, walau gw belum punya SIM tapi gw udah bawa nih mobil dari kelas 7" jelas Bryan, yang tau bahwa sheril agak ketakutan.

"Yakin Lo" ragu sheril

"Ya udah kita batalin aja perjanjian tadi" ucap Bryan

"Eh....iya...iya .. gw ikut" tawa sheril sambil membuka pintu mobil dan kemudian masuk kedalamnya.

"Ngomong ngomong kita mau ke mana?" Tanya sheril di tengah perjalanan mereka

"Lo diem aja, gak usah banyak tanya" jawab Bryan, sheril pun menurut dan langsung diam seribu basa karena dia takut menyinggung cowok di sebelahnya dan kesempatan masuk ke SMA impiannya terancam gagal.

Keduanya pun sampai di sebuah coffeshop dengan pemandangan yang luar biasa sejuk, dengan pemandangan yang masih bernuansa asri!

"Ummmm, Lo kan udah tau nama gw! Nama Lo sendiri siapa?" Tanya sheril

"Erlangga Bryan, biasa di panggil Bryan" jawab Bryan singkat

"Oooo....!" Angguk sheril

"Ya udah terus syaratnya apa agar gw bisa masuk ke sekola itu?" Lanjut sheril bertanya

"Gampang aja kok! karena Lo udah setuju, Lo tinggal tanda tangan perjanjian ini!" Jelas Bryan sambil memberikan handphonenya yang berisi perjanjian antara dirinya dan sheril

"Hah..... ini kapan Lo bikinnya?" Bingung sheril, karena seingat dia mereka belum lama tiba di coffeshop tersebut

"Gak usah banyak tanya, tanda tangan aja jelas kan!" Ujar Bryan lagi, tanpa membaca dan berpikir panjang sheril pun menandatangani perjanjian tersebut begitu saja! Dia seperti terhipnotis, dan menurut saja dengan semua perkataan Bryan.

"Ok, karena kita sudah tanda tangan perjanjian ini berarti deal ya" ucap Bryan sambil memberikan tangannya untuk berjabatan dengan sheril dan sheril pun membalasnya sambil tersenyum manis

"Ok, deal" jawabnya ceria

"Kalo aza tiga taon lalu gw gak tanda tangan kontrak itu, nasib gw gak bakal begini! Gerutu sheril kesal, sambil membeli minuman untuk Bryan.

"Kalo inget kejadian dulu, gw tuh bego banget sumpah!" Gumam ya lagi

"Nih minuman Lo, baksonya nanti di anter!" Ucap sheril

"Ok!" Jawab Bryan singkat

"Lo kenapa? Tampang Lo kok sewot begitu?" Lanjutnya bertanya

"Bukan urusan Lo" jawab sheril singkat, lalu pesanan bakso Bryan pun di antar ke meja mereka

"Silahkan bakso nya dik" ucap pedagang bakso sambil dua porsi bakso di meja mereka

"Makasih ya bang" ucap sheril tersenyum

"Sama sama" jawab Abang bakso lalu segera beranjak kembali ke tempat dagangannya.

"Gak usah senyum senyum gitu!" Ucap Bryan yang sedikit kesal karena sheril tersenyum ke orang lain

"Suka suka gw dong, lagi juga sama orang lain tuh gak boleh jutek!" Jawab sheril, yang entah sejak kapan dia sudah berani melawan Bryan

"Ya udah, makan tar gak enak tuh bakso nya" perintah Bryan

"Lho kan ini pesenan Lo!" Bingung sheril

"Lo kira gw apaan makan bakso dua mangkok!" Jawab Bryan

"Seriusan buat gw" tanya sheril tidak percaya

"Ya udah kalo Lo gak mau gw kasih yang lain" ucap Bryan sedikit menakut nakuti sheril sambil mengangkat mangkok bakso milik sheril

"Eh...eh... tar dulu! Rezeki itu gak boleh di tolak" senyum sheril sambil mengambil kembali mangkok bakso miliknya dari tangan Bryan. Karena tingkah lucu gadis di depannya ini, Bryan pun tersenyum. Sebuah senyuman yang jarang sekali ia berikan kepada siapapun, dan hal tersebut membuat orang di sekeliling kantin terutama murid cewek, begitu kaget karena melihat Bryan yang bagai kulkas 10 pintu itu tiba tiba tersenyum! Padahal kalo di depan sheril, ini bukan kali pertama Bryan tersenyum.

"Itu Bryan kan?" Ucap Mila

"Iya!" Jawab Susi

"Itu tadi dia beneran senyum! Gw gak salah liat kan sus?" Lanjut Mila bertanya

"Nggak kok mil, gw aja kaget liat dia senyum! Ganteng banget sumpah!" Ucap Susi

"Ternyata pangeran dingin kita bisa senyum semanis itu ya!" Ucap Mila terpesona

"Mungkin sekarang saatnya gw deketin dia ya!" Lanjutnya percaya diri

"Tapi dia kan sudah punya cewek!" Ucap susi

"Masa bodo', gak peduli gw! Lagi juga ceweknya gak level sama kita" jawab Mila sambil tatapannya tertuju pada sheril yang saat ini adalah pacar dari Erlangga Bryan.

"Apa?! Gak salah denger kan gw?" Tanya sheril kaget dan terkejut dengan syarat yang diajukan oleh Bryan

"Kalo ucapan gw sih gak salah! Gak tau kalo pendengaran Lo gimana!" Jawab Bryan

"Lo minta gw jadi pacar Lo?" Ucap sheril meyakinkan pendengarannya

"Yup..... berarti telinga Lo normal!" Jawab Bryan

"Tenang aja cuma tiga taon kok, selama di SMA" lanjutnya sambil meminum ice coffe miliknya

"Tapi, ya gak bisa dong!" Ucap sheril

"Gak bisa kenapa? Lo dari awal udah setuju kan" ujar Bryan

"Lo punya cowok!" Tanya Bryan lagi

"Nggak!" Jawab sheril singkat

"Ya udah, terus kendalanya apa?" Tanya Bryan

"Ya aneh aja, er?" Ucap sheril kebingungan

"Lo jangan takut, gw gak bakal suka sama Lo kok! Kita cuma pacaran boongan aja" ucap Bryan

"Karena gw capek sekali di kerubungi cewek cewek gak jelas di sekola!" Jelas Bryan

"Oooo....." angguk sheril yang tampaknya mengerti sedikit situasinya

"Asal Lo jangan jatuh cinta sama gw, udah cukup!" Ucap Bryan percaya diri

"Huaaaa...haaaaa.,....." tawa sheril

"Lo jadi cowok terlalu percaya diri ya! Tenang aja, karena Lo bukan type gw" tegas sheril menjawab

"Setelah lulus, kita resmi putus! Dan gak ada hubungan apapun lagi" jelas Bryan

"Ok," jawab sheril yakin

"Setelah lulus Lo mau kuliah kemana sher?" Tanya Bryan

"Gw belom tau sih er,!" Jawab sheril. Berbeda dengan yang lain sheril memang memanggil Bryan dengan nama depannya Erlangga yang ia singkat menjadi ER. Dan Bryan sendiri pun sudah terbiasa dan merasa nyaman dengan panggilan tersebut! Karena buatnya panggilan tersebut terasa spesial.

buat para pembaca yang Budiman, jangan di tiru ya berkendara sebelum cukup umur!

ini hanya keperluan untuk cerita

terima kasih

hyecccreators' thoughts