"Gue gak nanya apa-apa ke Mama."Jawab cewek itu.
Atta menyipitkan matanya, "Serius?"
"Yaudah kalo gitu." Atta langsung menghempaskan tangan cewek itu. Terlihat senyuman lega menghiasi wajah cool plus unyu-nya. Harusnya gitu, tapi berhubung galak, jadi gak jadi.
"Berarti kalo gitu dugaan gue bener kan?"
Atta mengerutkan keningnya bingung.
"Kaki lo beneran sakit kan?"
Untuk sesaat, wajah cowok itu menegang, namun ia berhasil membuat ekspresinya kembali normal.
"Bener kan? Udah, ngaku aja. Gak usah sok jaim gitu."
"Sotoy lo." Ucap Atta sekenanya.
"Ada juga lo yang bohong. Kelihatan banget kali dari cara jalan lo, kalo kaki lo lagi gak baik-baik aja." Jelas Alana.
"Lo habis kecelakaan trus kaki lo patah kan? Udah, gak usah dibikin ribet. Kasus kayak gitu udah biasa banget kali. Palingan dua-tiga minggu juga udah sembuh."
"Ini gak bakalan bisa sembuh." Batin cowok itu. Ia kemudian berlalu meninggalkan Alana.
Tak lama, Alana merasakan ada yang menepuk pundaknya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com