webnovel

Beautiful Mate

Warning, 21+ mohon bijak dalam membaca. Avery Selena Dawn, seorang gadis yatim piatu 25 tahun yang baru saja lulus dari jurusan fashion design memutuskan untuk nekat mencoba melamar pekerjaan pada perusahaan fashion kulit dan bulu yang terkenal bernama Anima, karena kesulitan yang sedang melilit panti asuhan tempatnya tinggal dahulu yang menyebabkan anak-anak di sana kelaparan. Ia tentu saja sangat bersemangat ketika pada akhirnya diterima pada perusahaan itu. Perusahaan yang terkenal sangat ketat dan sulit menerima karyawan baru itu, bahkan memberinya kontrak khusus dan pendapatan yang terbilang tinggi untuk karyawan canggung yang tak berpengalaman sepertinya. Awalnya Avery mengira kontrak untuknya hanyalah sekadar kontrak kerja biasa sampai ia mengetahui bahwa kontrak itu adalah kontrak yang dibuat sendiri oleh Dominic Lucius Aiken, sang CEO sekaligus pemilik perusahaan itu ketika ia telah tinggal di mansion tua mewah yang sebelumnya ia kira adalah tempat khusus untuk para karyawan Anima. Tetapi dugaannya salah, ketika sang CEO sendiri ternyata juga bertempat tinggal di sana. Dominic, pria yang begitu tampan, gagah, misterius dan sangat mempesona itu, yang selalu terlihat dikelilingi oleh para wanita kemana pun ia pergi, membuat Avery sedikit muak. Pasalnya, ketika para wanita yang ternyata juga tinggal seatap dengannya, kerap memusuhinya dan selalu mencoba membuatnya tampak buruk ketika mereka mengira ia adalah 'mainan' baru sang Alpha! Tunggu, Alpha? Siapa? Dominic? Siapa ia sebenarnya hingga para wanita menyebutnya Alpha?!

Jasmine_JJ · Fantastique
Pas assez d’évaluations
84 Chs

Mantra Mimpi Buruk

Dom mengembuskan napasnya perlahan. Ia mengangguk dan tersenyum. Setelahnya, ia naik ke atas ranjang dan merebahkan diri di samping Avery. Avery yang menyambut kehadiran Dom segera beringsut dan masuk ke dalam pelukan dada bidang hangatnya.

Avery memejamkan kedua matanya dan mengembuskan napasnya sejenak untuk menghirup aroma Dom. Ia merasa nyaman hanya dengan berdekatan dan bernapas di samping pria itu.

Untuk beberapa saat, Avery hanya menikmati pelukan Dom dan tak mengatakan apapun. Dom sendiri tak mengatakan sepatah kata pun dan membiarkan Avery terlarut dalam pikirannya.

"Ternyata aku suka memelukmu," gumam Avery. Ia kembali mengembuskan napasnya dan mempererat pelukannya.

"Aku juga, Sayang," balas Dom sambil menyibak rambut Avery dan mencium puncak kepalanya.

"Dom," panggil Avery kemudian.

"Ya?" jawab Dom.

"Apa yang sebelumnya terjadi sebelum aku kehilangan ingatanku?" tanya Avery tiba-tiba.