Tanpa Pak Bima dan Damar sadari, Pak Angga ternyata mendengarkan apa yang keduanya bicarakan di dalam paviliun tersebut.
"Memuakkan," rutuk Pak Angga. "Semuanya memuakkan." Ia pun akhirnya memutuskan untuk masuk kembali ke dalam paviliun tersebut.
Ia semakin murka melihat Pak Bima yang justru memeluk Damar dan berjalan menghampirinya. Ia lantas mendorong tubuh Pak Bima untuk menjauh.
"Bukan begitu cara kamu untuk memberi pelajaran pada pengkhianat seperti dia." Pak Angga membentak Pak Bima sambil menunjuk ke arah Damar. "Kenapa kamu masih bersikap lunak padanya padahal dia jelas-jelas sudah menikam kamu dari belakang. Dia sudah mempermalukan keluarga kita. Biar saya perlihatkan apa yang seharusnya kamu lakukan."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com