webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
402 Chs

Bab 42 - Markas Party Terkenal Part 1

Dulu paman Rasyid sangat bersemangat bahkan tidak pernah menyerah sedikitpun, namun kini dihadapannya muncul para pemuda dan pemudi yang mudah menyerah.

"kami tidak menyerah paman,!!!! tapi kami lapar, kita telah melewatkan makan siang dan sebentar lagi makan malam,!!!!" ungkap Arman sambil melihat kearah paman Rasyid dan juga yang lainnya.

"benar yang dikatakan Arman paman,!!!! Ini semua tidak ada hubungannya seperti yang paman katakan,!!!"

Sahut Ridho yang membenarkan ucapan dari adiknya Arman, lantas di anggukan kepala oleh Irwan dan juga Harpic. Benar mereka sangat kelelahan karena tidak sempat makan sebelum berangkat, karena yang mereka pikir akan berpesta makanan setelah sampai di restoran, namun ternyata sampai sore menjelang malam begini mereka juga belum sampai dan belum makan siang.

"sepertinya mereka memang benar,!!! sebenarnya aku juga lelah dan lapar, tapi tidak mungkin aku mengeluh didepan mereka,!!!!" bathin paman Rasyid.