webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasy
Not enough ratings
402 Chs

Bab 43 - Markas Party Terkenal Part 2

"kemana paman Rasyid,?!?" tanya Rini kepada mereka, namun yang lain hanya terdiam saja, itu dikarenakan mereka juga tidak tahu kemana paman Rasyid yang tiba-tiba menghilang setelah memasuki area tersebut.

"jika kalian ingin mencari jawabannya maka mari kita ikut masuk kedalam,!!!" ajak Arman yang memberanikan dirinya untuk masuk kedalam, dia tidak sendiri karena ada Harpic disampingnya yang juga ikut masuk kedalam.

Sama seperti kejadian paman Rasyid tadi, Arman dan Harpic juga tiba-tiba menghilang, Ridho dan Rini makin penasaran dan bersemangat, terutama Rini yang senang akan hal-hal mistis seperti ini.

Karena penasaran, Rini lalu menyusul Arman dan Harpic yang duluan masuk, saking semangatnya, dia masuk tidak sambil berjalan, melainkan berlari dan menghilang.

"kamu tidak ingin masuk bro,?!?" tanya Irwan yang melihat Ridho hanya berdiri mematung.

"heh,!!! kamu aja dulu bro,!!!" jawab Ridho yang meminta Irwan untuk masuk kedalam duluan.