"Potong empat bagian dengan ukuran besar ya? Biar mommy dan ketiga adikku puas." Roshie mengangguk.
Anna tersenyum dan mengacak pelan rambut coklat tua tanpa jelly milik putranya, "banyak buahnya?"
"Banyak, bisa kita bagikan dengan yang lain. Melonnya saja ada tiga puluh. Aku belum hitung semangkanya."
"Nanti bawakan paman dan bibi." Brayn mengangguk.
"Tieta bertengkar dengan paman Mark." Adunya setelah menenggak jus jeruk.
"Kenapa?" Ini bukan pertama kali ayah dan anak itu bertengkar. Sheryl sungguh kewalahan. Terkadang Mark yang lebih dulu mengganggu putri mereka atau sebaliknya.
"Paman bilang melon yang ingin di petik Tieta belum matang, tapi anak itu tidak percaya. Mereka bertengkar sampai aku datang melerainya."
Sheryl menghela napas pelan, dia sungguh menyerah melihat keduanya, hal sekecil itu pun masih bisa di jadikan alasan untuk bertengkar.
Anna tertawa rendah, "begitu juga denganmu yang sering bertengkar dengan papa untuk hal kecil. Benarkan?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com