webnovel

Bab 10

Selamat membaca

***

Putra dan Kanaya sudah diskusi, mereka berencana akan tinggal dirumah kedua orang tua Kanaya selama dirinya hamil, agar ada orang yang memantau kondisi Kanaya dan dia tidak begitu capek karena ada yang membantunya.

Saat sarapan Putra membicarakannya pada papa mertuanya, dia minta ijin untuk tinggal disana selama istrinya hamil dan sampai melahirkan, kemungkinan setidaknya sampai 40 hari pasca melahirkan mereka baru kembali kerumahnya.

Yana dan Hara sebagai orang tua malah senang mendengarnya, harapan mereka memang seperti itu tapi mereka enggan menyampaikan kepada anak dan menantu mereka, takut pada tidak setuju dengan keinginan orang tua, tapi ternyata menantunya sendiri yang meminta ijin tentu saja Yana langsung menyetujuinya.

Putra berencana sepulang dia kerja, dia mau pulang kerumahnya untuk mengambil beberapa bajunya dan keperluan lainnya. Kanaya mau ikut tapi dilarang Putra karena masa pemulihan dia harus banyak beristirahat.

Putra pulang kerumahnya hanya sebentar karena hanya mengambil pakaiannya dia dan istrinya. Pakaian Awan sudah banyak dirumah mertuanya itu.

***

Beberapa hari tinggal dirumah kedua orang tua Kanaya, kondisinya kini sudah membaik. Kaki Kanaya kini sudah tidak bengkak lagi dan staminanya kini sudah sedikit kembali normal.

Putra sangat senang melihat istrinya kembali sehat, walaupun dia harus mengalah menyampingkan ego laki-lakinya demi istri dan anaknya. Sebagai seorang suami sebenarnya dia paling tidak setuju tinggal satu rumah dengan orang tua, orang tuanya ataupun orang tua istrinya. Baginya jika orang sudah menikah mereka harus keluar rumah mereka masing-masing, tinggal bersama pasangannya dirumah mereka sendiri walaupun rumah itu kontrak sekalipun. Tapi apa daya kondisi istrinya kini membutuhkan bantuan dari keluarganya maka dari itu dia mengalah mau tinggal dirumah mertuanya.

Karena baru mendapatkan pelanggan yang membutuhkan asupan kayu dari perusahaannya, Putra jadi banyak lembur dikantor, kemajuan perusahaannya juga harus dia perhatikan untuk masa depan keluarganya.

Putra pulang selalu malam dan dia melewatkan makan malam bersama keluarganya.

"Kamu koq akhir-akhir ini lebih banyak lembur mas?" Protes Kanaya pada Putra saat dia baru sampai

"Sayang, aku lembur karena kantor lagi banyak kerjaan," jawab Putra sambil disofa ruang tamu

"Kamu kan bos-nya masa bos kerjaannya banyak,"

"Perusahaan kita masih kecil, karyawannya belum banyak dan aku belum mampu bayar karyawan baru makanya kerjaan itu semua aku yang kerjain,"

"Tambah satu karyawan saja agar kamu juga gak terlalu capek dan stres, berimbas ke kesehatan kamu juga nanti."

Putra memikirkan ucapan istrinya, ada benarnya yang Kanaya katakan. Jika dia sampai sakit akan lebih repot lagi nanti keluarganya dan perusahaannya akan lebih terlantar.

"Kamu ada benarnya, nanti aku pikirkan lagi yah," balas Putra

"Sekarang bagaimana kondisi anak papa didalam sini?" Tanya putra pada calon bayinya yang didalam perut Kanaya, tangannya mengusap lembut perut istrinya yang mulai sedikit membuncit, lalu menciumnya.

"Aku baik, papa. Aku sehat." ucap Kanaya menirukan suara anak kecil.

"Baik-baik didalam yah, papa sayang kamu," balas Putra

"Aku gak disayang?" Sindir Kanaya sambil cemberut

"Aku bukan cuma sayang sama kamu, aku juga mencintai kamu istriku sayang," ucap Putra sepenuh hati, lalu dia mencium kening, kedua mata, kedua pipi, ujung hidung, dagu dan terakhir bibir istrinya itu dengan penuh kelembutan.

***

Kanaya terbangun saat matahari sudah menyilaukan matanya, sontak dia terkejut saat melihat jam pada dinding sudah menunjukan pukul tujuh.

"Ya Tuhan ... Aku kesiangan!" Kanaya bermonolog. Saat dia hendak bangun, sebuah tangan kekar milik suaminya malah menahannya.

"Mas ..."

"Hmm!" Suara bariton Putra bergumam menjawab Kanaya.

"Aku mau bangun, kita kesiangan," Kanaya panik dia berusaha menyingkirkan tangan Putra tapi sayang usahanya sia-sia karena suaminya itu tidak melepaskannya, malah dia lebih merekatkan pelukannya.

"Diamlah! Aku mau kita seperti ini sebentar lagi" pinta Putra dengan mata masih terpejam.

"Kamu kenapa manja begini?"

Tidak seperti biasanya Putra seperti ini pikir Kanaya, biasanya dia paling rajin bangun pagi dan berangkat kekantor.

"Aku kangen bermesraan sama kamu, kemarin aku keluar kota trus kamu masuk rumah sakit gak sempat seperti ini," kini kedua mata Putra sudah terbuka lebar saat Kanaya mengusap pipinya. Mereka saling tatap dan pandangan mata mereka saling mengunci seakan saling bicara satu sama lain.

"Perut kamu sakit gak?" Tanya Putra dia kwatir dengan kandungan istrinya, dan kepala Kanaya menggeleng menjawab pertanyaan suaminya.

"Kalau begitu aku jenguk bayi kita lagi boleh?" Permintaan Putra spontan membuat mata Kanaya membola, suaminya meminta hak-nya lagi pagi ini padahal semalam sudah dia dapatkan.

"Kan semalam sudah, mas. Masa kurang?"

"Siapa suruh kamu begitu menggairahkan," goda Putra

"Apanya yang menggairahkan? wanita hamil apa bagusnya?" Sindir Kanaya

"Semuanya bertambah besar, sayang."