Selamat membaca
***
"Sstt! Sudah cup jangan nangis lagi, mas sungguh minta maaf yah sayang, mas tadi terbawa emosi," kepala Kanaya menggeleng mendengar perkataan suaminya
"Naya yang minta maaf karena gak bilang-bilang dari awal sama mas," ucapnya sambil terisak ditengah tangisnya.
"Mas tadi kaget banget, baru sampai rumah dapat kabar kamu dirawat dirumah sakit, papa cerita semuanya dan aku langsung kesini makanya mas tadi emosi," Putra menarik napas panjang meredakan emosinya.
"Kamu tau gak, saat tiba disana perasaan mas udah gak enak, merasa ada sesuatu yang terjadi pada kalian tapi mas selalu dapat kabar dari kamu kalau kalian sehat-sehat aja. Ternyata perasaan mas gak salah beberapa hari kemarin itu, mas resah dan gelisah disana kepikiran kalian terus." lanjut Putra bercerita
"Maaf." Kanaya hanya bisa melontarkan kata maaf tadi.
"Ya sudahlah, mas harap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi, oke?" Kepala Kanaya mengangguk menjawab ucapan Putra.
Putra mengambil tissu diatas nakas sebelah ranjang lalu dia mengusap lembut pipi dan mata Kanaya yang sembab karena habis menangis, hidung Kanaya pun menjadi memerah.
Berkali-kali Putra mencium puncak kepala Kanaya dan kening istrinya itu, dia bersyukur ternyata tidak ada yang serius terjadi pada istrinya.
Pagi itu saat Dokter visit keruangan Kanaya, Putra banyak bertanya perihal transfusi darah yang harus istrinya terima, dan dokter menjelaskan dengan sangat jelas. Sepertinya selama hamil Kanaya akan terus membutuhkan transfusi darah dan mengkonsumsi obat pengecer darah. Karena penyakit Autoimun ditubuh Kanaya terusik dengan kehadiran si Janin, menganggap si Janin benda asing ditubuh Kanaya, itu sebabnya Autoimun yang awalnya sudah tenang sekarang kembali flare ( kambuh ) karena kehamilannya.
Kanaya kembali nyeri sendi, tidak seperti ibu hamil lainnya yang hanya mengeluh sakit pinggang, Kanaya mengeluh seluruh tulangnya khususnya persendiannya sakit semua. Dokter memberikan obat dengan dosis yang lebih tinggi dari biasanya, jika rasa nyeri itu sudah berkurang mungkin dosis obatnya akan berkurang kembali seperti semula.
***
Dokter melihat hasil laboratorium nilai darah HB Kanaya sudah mendekati nilai normal maka Dokter tersebut mengijinkan hari ini Kanaya bisa pulang dengan syarat, minggu depan kembali kontrol ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan ke Dokter Obgyn ( kandungan).
Dengan ijin Dokter siang ini Kanaya bisa keluar dari Rumah Sakit, tubuhnya sudah kembali segar dan tidak pucat lagi.
"Kita pulang?" Ajak Putra
"Yuk,"
Putra merangkul pinggang Kanaya sepanjang jalan, sesekali dia melihat kearah istrinya itu. Sampai diparkiran, Putra membukakan pintu untuk Kanaya lalu dia berlari kecil melewati depan mobil menuju pintu satunya lagi.
***
"Bagaimana kerjaan kamu di sana mas?" Tanya Kanaya didalam mobil memecah keheningan.
"Hmm?! Lancar," jawab Putra singkat, jelas dia sedang tidak konsentrasi menjawab pertanyaan Kanaya, pikirannya entah sedang kemana.
"Kamu lagi mikirin apa mas?" Tanya Kanaya dia tau sekali sifat suaminya jika sedang banyak fikiran.
"Gak ada sayang, aku hanya sedang konsentrasi menyetir saja,"
"Ooohhh."
Suasana kembali sunyi, Putra dan Kanaya tidak terlalu banyak bicara selama perjalanan pulang. Sampai akhirnya mobil mereka tiba dirumah orang tua Kanaya. Putra membantu Kanaya keluar dari mobil dengan membukakan pintu mobil dan menuntun Kanaya sampai kedalam rumah sampai Kanaya duduk disofa, setelahnya dia kembali ke mobil untuk mengambil tas perlengkapan milik Kanaya dan membawanya masuk kedalam.
"Loh kalian sudah pulang, Kanaya sudah selesai transfusinya?" Tanya Yana
"Sudah pa, nilainya sudah mendekati normal,"
"Baguslah kalau begitu, berarti tinggal kamu kejar dengan makanan yang sehat dan bergizi," nasehat Yana lada putrinya
"Iya pa." jawab Kanaya singkat karena dia masih merasa lemas dan memgantuk karena efek obat yang dia konsumsi.
"Awan sama mama kemana pa?" Tanya Putra saat masuk sambil menjinjing tas Kanaya
"Mereka tidur siang, sebaiknya kalian juga istirahat dikamar yah."
"Iya pa, ini mau ajak Kanaya masuk kamar kayanya dia ngantuk efek obat," Putra menjelaskan, Yana hanya menganggukan kepala.
***
"Mas ..." panggil Kanaya manja saat mereka sudah dikamar
"Kenapa sayang?" Jawab Putra tampa melihat kearah istrinya karena dia sedang sibuk dengan laptopnya
"Kamu lagi ngapain?"
"Balas email dari klien sedikit, sebentar yah."
Setelah Putra berucap seperti itu Kanaya langsung terlelap tidur, dia sudah tidak dapat menunggu suaminya lagi karena matanya sudah berat.
"Akhirnya selesai juga kerjaanku, kamu tadi mau ngomong apa sayang?" Tanya Putra, tapi tidak ada jawaban dari Kanaya. Setelah Putra dekati ternyata istrinya sudah tidur.
"Maaf yah, karena nungguin aku kerja, kamu sampai tertidur sendiri," ucapnya pelan, lalu dia mencium kening Kanaya dengan pelan agar tidak membangunkannya. Lalu Putra ikut tertidur disebelah Kanaya sambil memeluknya.
____________________________________