Kim Minkyu sedang menunggu seseorang yang telah dia rindukan setelah Jenn memasuki halaman rumahnya, Minkyu yang telah duduk di lantai 2 hanya bisa memandangnya dari atas sana. Jenn belum tahu jika misalnya Minkyu ada disana. Mrs. Olivia alias mama kandungnya Jenn itu sedang pergi ke mall dengan kumpulan sosialitanya.
Katanya sih sudah lama tidak bergaul jadinya lupa kalau misalnya dia punya kumpulan ibu-ibu sosialita. Minkyu sudah meminta ijin untuk mengajak Jenn jalan-jalan sebelum Jenn pulang dari rumah nya. Mrs. Olivia sebenarnya hendak melarangnya, namun entah mengapa setelah melihat diri Minkyu, ia melihat terdapat keyakinan disana.
"Jenn ssi..." Panggilnya dari atas sana yang membuat Jenn langsung mendongakkan kepalanya.
'dih, ngapain dia disini... Ganggu pemandangan aja...' batin Jenn dengan merasa sangat risih dengan keberadaan Minkyu.
Jenn hanya meliriknya sekilas, lalu tidak peduli, segera pergi ke dalam kamarnya. Dia sengaja tidak menguncinya-bukan tidak sengaja, melainkan dia lupa dimana letak kunci kamarnya.
Ceklek...
Pintu kamarnya terbuka dan memunculkan sesosok pria tinggi dengan tubuh kurus dan bahu lebarnya dengan otot lengannya yang membuat dia ingin mengigitnya.
Sekali lagi, Jenn tidak menghiraukan keberadaan Minkyu.
"Kenapa kamu ada disini? Pergilah... Ini kamar cewek." Ketus Jenn.
"Memangnya kamu ce--"
"Aku malas berdebat." Potong Jenn yang langsung tidur di atas ranjangnya dan menaikkan selimutnya hingga lehernya.
Sretttt
Pria itu menarik selimut Jenn dan melemparnya asal ke bawah kasur. Minkyu terlihat tidak bersalah sekali karena hal tersebut.
"Kamu kenapa sih? Kamu marah yah sama aku? Karena apa sih? Ayolah... Jangan seperti ini, aku tidak suka diabaikan." Kata Minkyu dengan berjongkok disebelah ranjang Jenn.
"Aku tidak apa-apa hanya karena aku halangan saja." Jawab Jenn.
"Tapi kamu tidak pms kan? Ayo... Ga boleh bohong." Bujuk Minkyu memohon untuk Jenn berkata jujur padanya.
Jenn tidak menjawabnya lagi, menutup matanya dan menaikkan lututnya dalam posisi tidur miring, mencoba untuk mencari celah kenyamanan dan kehangatan untuk dirinya yang berusaha tidur tanpa selimut ditengah dinginnya udara.
10 menit, Minkyu tetap setia menunggu disebelah Jenn. Hingga ia mendengarkan suara napas Jenn yang menderu dan sedikit berat.
"Kamu kedinginan yah?" Tanya Minkyu.
Tidak ada balasan.
Karena hal tersebut Minkyu segera berdiri dan memungut selimut yang sengaja ia jatuhkan tadi.
"Kalau dingin bilang aja, ga usah gengsi!"
Jenn terkejut dengan perubahan nada dari seorang pria yang ada disebelahnya ini. Tunggu... Dia juga berkata informal padanya. Sejak kapan? Kenapa dia baru sadar sekarang kalau Minkyu dengan menggunakan bahasa itu lebih keren?
"Ahcoo! Ahcoo!" Jenn bersin. Bukan karena apa, dia memiliki sedikit gejala alergi dingin.
Jika udara terlalu dingin ia akan merasa sangat mengigil dan selanjutnya ia akan terus bersin tanpa bisa ia kendalikan.
"Tuh kan jadinya sakit. Udah ah, ini selimutnya. Jangan sakit yah Jennifer Kim...." Ucapnya dengan mengecup kening Jenn.
Chuu~
Entah kenapa kecupan itu sangat membuat tubuh dingin Jenn langsung menghangat begitu saja. Dia bercanda? Kenapa dia mencium Jenn saat dia tahu kalau dia akan segera menikah dengan tunangan nya itu?
Jenn mengerjapkan matanya, dan merasakan sangat tegang sekali.
Astaga...
Dia baru saja merasakan kecupan di kening, dengan cara yang berbeda.
"Aku pergi dulu--"
"Duduklah disebelahku." Pinta Jenn sembari menepuk sisi ranjangnya yang kosong.
"Memangnya boleh?"
Jenn mengangguk lemah.
"Dingin." Ucapnya dengan sedikit gemetar.
"Mau aku nyalakan pemanas ruangan nya?" Jenn menggeleng.
"Kalau begitu aku harus bagaimana?" Gumamnya sembari melihat tubuh Jenn yang tampak ringkih sekali didepan matanya saat ini.
Ia segera berbaring disebelah Jenn yang membuat Jenn terkejut. Lalu menggengam tangan kiri Jenn dan memeluk pinggang ramping nya. Setelah itu memeluk kepala Jenn dan masuk ke dalam selimut Jenn juga.
"Katanya dada ku nyaman sekali untuk dibuat tidur. Apakah itu benar?" Tanya Jenn sembari menggoda Jenn.
"Siapa yang bilang?"
"Tunanganmu?" Lanjut Jenn.
"Aniya..." Balas Minkyu.
"Lalu siapa?"
"Kim hari."
Ih! Menyebalkan sekali! Pikir Jenn
Tapi begitulah Minkyu, dia memang tidak peka dengan perasaan seorang wanita.
"Kenapa? Kamu tidak suka?" Tanya Minkyu.
"Jelas."
"Kenapa? Kenapa kamu tidak suka jika aku dekat dengan wanita lain?"
"Menurutmu?" Jenn tidak mau kalah.
"Jangan-jangan... Kamu menyukai ku?"
Hening.
Jenn menahan napasnya, ia tidak berani menjawab dan tidak berani menatap wajah Minkyu. Ini menyiksanya. Tolong... Harus seperti apa dia saat ini? Ini membuatnya kebingungan sekali.
"Kalau iya memangnya kamu suka sama aku? Engga kan?!" Jenn marah dan dia langsung mendorong dada Minkyu dengan kasar dari dekapannya.
"Aku suka kamu Jenn." Jawabnya.
"Jangan bermain-main. Aku tidak suka di permainkan!" Celetuk Jenn.
Jenn segera berlari ke arah ruangan tamu, dia malu sekali dengan semua keadaan ini. Minkyu berjalan menghampirinya. Lalu menarik Jenn agar duduk di pangkuannnya.
Puk!
Kini Jenn duduk dipangkuannya. Rasanya berbeda. Dia tidak bisa bernapas karena terlalu bersemangat---tidak ia lebih ke terlalu malu.
"Oppa... Apa yang kamu lakukan? Lepaskan..." Ucapnya dengan merasa sangat risih sekali.
"Kamu selalu mengabaikanku. Aku tidak suka. Aku membencinya." Ucapnya.
"Aku lebih tidak suka jika kamu seperti ini! Aku akan lebih mengabaikanmu."
Bukannya mendengarkan dan menuruti perkataan Jenn, ia malah memeluk Jenn dalam pangkuannya. Menyandarkan pipi dan wajahnya di ceruk leher Jenn. Lalu mengendus lehernya.
"Wangi..." Bisiknya yang membuat Jenn geli.
"Geli~ lepaskan aku!" Ujar Jenn dengan menoleh ke arah Minkyu.
"Aku suka seperti ini. Tolong seperti ini sebentar...."
"Tunangan mu akan marah oppa! Aku tidak mau jadi orang ketiga!?" Bentak Jenn.
Minkyu yang mendengarkannya terkekeh.
"Jika aku menemui tunangan ku sekarang, maka aku akan menikahi nya disaat usianya 56 tahun. Memangnya aku lelaki apa menikah dengan seorang nenek-nenek? Dia hanya masa lalu. Sekarang kehidupan ku adalah hal yang baru---"
"Tapi tetap saja! Kau akan meninggalkan ku nanti! Dan kau yang akan menjadi masa lalu ku!" Potong Jenn dengan melepaskan pelukan Minkyu kasar lalu berdiri dihadapan pria itu dengan menghapus air matanya, kasar.
Minkyu yang tadi tersenyum langsung memudar senyuman itu. Ia segera mendekati Jenn, menggengam tangannya, tapi usahanya gagal.
"Tidak ada yang perlu kamu takutkan Jenn... Aku... Mungkin tidak bisa kembali. Aku menyukai mu. Bukankah itu sudah cu--"
"Terlambat... Semuanya terlambat!! Aku berniat untuk mengembalikan mu kembali ke dunia mu!!" Teriak Jenn.
"Aku memang ingin kembali kesana tapi aku juga ingin pergi dengan---"
"Kita berbeda Oppa... Kamu... Kamu bukan orang yang biasa, dan ini, ini bukan dunia kamu. Kamu hanya masa lalu, kamu adalah pria yang segera menjadi bayang-bayangan ku saat ini. Tolong... Pergilah sebelum aku benar-benar mencintaimu." Jawab Jenn dengan menundukkan kepalanya.