webnovel

EP 52-But You

Park In Seong sedang mengamati biodata seorang pria yang kini telah mencapai usia 56 tahun. Dia mengernyitkan alisnya, merasa sangat kebingungan dengan hal ini. Dia mengetukkan jemarinya diatas meja berkali-kali berharap mendapatkan ide yang muncul begitu saja di otaknya tapi sepertinya sia-sia, dia tidak menemukan ide apapun.

Ia semakin kesal dan frustasi.

Mengigit bibir bagian bawahnya lalu ia menatap ke arah putrinya yang baru saja pulang dari pekerjaannya yang menumpuk di kantor.

"Selamat malam Ayah... Apakah ayah sudah makan malam?" Tanyanya dengan meletakkan makan malam yang dia beli di restoran ayam.

"Sudah... Kamu mau pergi kemana lagi? Kenapa tidak makan?"

"Ayah sudah makan, untuk apa aku makan lagi..." Ucapnya dengan lesu.

"Baiklah baiklah ayah akan makan lagi. Ada masalah apa di kantor? Apakah ada hal yang serius?"

Park Go Eun mengangguk, tatapannya begitu sayu sekali. Melihat ayahnya yang seolah sedang mengalami banyak sekali masalah, Go Eun menatapnya dengan sangat cermat, lalu menepuk pundak ayahnya beberapa kali. Namun tidak ada balasan sama sekali.

"Ada apa sebenarnya yah? Kenapa sampai melamun seperti itu hm? Ada masalah di perusahaan?" Tanya Go Eun.

Ayahnya hanya tersenyum tipis, lalu menyesap kopi buatan Go Eun dan memakan ayam yang ada di depan matanya saat ini.

"Jika ada satu orang yang membuat hancur dunia ini... Apa yang akan kita lakukan Go Eun?" Tanya Ayahnya.

"Maksud ayah?"

"Ayah tidak terlalu yakin akan hal ini, kasusnya sangat rumit sekali. Tapi... Ada satu orang yang membuat ayah merasa terancam sekali saat ini." Jawabnya.

Go Eun mencoba untuk berpikir apa yang sebenarnya terjadi pada ayahnya, seseorang yang akan membuat perusahaan hancur? Apa maksudnya itu?

Mereka sudah ada di dunia ini kurang lebih 300 tahun, tapi kenapa ayahnya seolah menyerah untuk membangkitkan masa-masa kejayaan ini?

"Apakah ayah mencemaskan soal kabarnya? Wanita itu... Dia kan yang ayah cemaskan?" Tanya Go Eun mencoba untuk menebak pikiran ayahnya.

"Hm... Bukan. Sebenarnya iya, tapi ada yang lebih penting dibandingkan wanita itu. Dia memiliki darah keturunan murni. Dan darah keturunan murni lainnya, ikut campur dalam kehidupan nya." Perbincangan mereka jadi tambah rumit dan lebih serius lagi.

"Tidak usah dipikirkan selagi itu belum benar-benar terjadi ayah... Kita bisa berdiskusi dengan yang lain di perusahaan besok, aku akan keluar sebentar."

Go Eun keluar dari rumahnya hanya untuk melihat apakah ada tukang jualan apalah itu diluar sana. Dia ingin memakan kue beras bedas atau biasa disebut dengan Tteokbokki. Perempuan yang sebenarnya sudah berusia 300 tahun itu berjalan di pinggir jalan dengan menggunakan jaket berlengan panjang, dan rambut yang baru saja dipangkas menjadi pendek bob membuat beberapa pria tertarik dan meliriknya.

Hingga langkah kakinya berhenti disebuah kedai penjual Tteokbokki. Ia membeli 2 botol soju sebagai pendamping makanannya. Sebenarnya dia juga setres karena pria itu, pria yang merupakan imigran ilegal yang dengan beraninya keluar dari dunia nya dan masuk ke dunia masa depan.

Tentu saja... Jika itu dibiarkan akan sangat berbahaya sekali.

"Apa yang sedang kamu ingin lakukan?" Tanya Jenn yang tiba-tiba saja muncul dari belakang.

"Ah kau Jenn? Aku jarang sekali melihatmu di perusahaan. Aku hanya ingin menikmati camilan di malam hari." Balasnya dengan menuangkan Soju di gelas kosong untuk Jenn.

"Aku tidak minum." Balas gadis yang ada didepannya.

Go Eun hanya mengangguk dan kembali mengunyah kue berasnya. Rasa pedas dan asam yang ada dimulutnya membuat pikirannya sedikit membaik dan meredakan seluruh emosinya.

"Apakah ada masalah di kantor?" Tanya Jenn.

Jenn adalah teman semasa dia SMA. Yah, dia harus menjadi seorang manusia yang pada umumnya, bersekolah, dan bersosialisasi dengan manusia lain. Walaupun pada kenyataannya Go Eun adalah seorang wanita yang telah hidup selama 300 tahun lamanya.

"Jenn... Apakah kamu percaya pada Tuhan?" Tanyanya tiba-tiba.

"Maksud mu? Tentu. Aku punya agama."

"Kenapa tuhan tidak adil? Huh... Ada banyak masalah... Tapi aku tidak kunjung bisa menyelesaikannya... Ah... Ini melelahkan sekali." Ujarnya dengan mulai mengucapkan kata-kata penyesalan.

Jenn yang awalnya memainkan ponselnya terhenti.

"Apakah masalah Hyun Bin?"

"Tidak. Ada seorang pria yang masuk ke dunia ini sialan! Dia adalah pria yang tidak diinginkan untuk masa depan! Aishh!" Ketusnya.

Ah... Jenn paham, pasti Go Eun sedang mabuk dan baru saja melihat film. Dia melantur tidak karuan.

"Ahahah ada-ada saja bahasa mu itu... Aneh." Jawabnya dengan meneguk Soju tanpa dia sengaja.

"Kamu juga Jenn... Aku sebenarnya takut jika kamu semakin dekat dengan dirinya. Pria... Pria yang aku temui dengan mu di lift waktu itu... Dia adalah orangnya." Ujarnya dengan melantur kemana-mana.

"Go Eun yaa... Kamu ini jangan membuatku takut. Dia adalah orang yang baik, ayo sini pulang. Nanti CEO-nim akan salah paham, dikira aku yang mengajakmu minum-minum." Jenn segera membopong wanita itu dan memasukkan nya di taksi.

Dia memberikan bayaran pada sang supir setelah memberikan alamat untuk Go Eun. Dia harus kembali ke kos-kosan milik Hyun Bin. Dia enggan untuk pergi pulang kerumah, nanti bertemu dengan mama. Dia juga malas untuk pergi ke apartemen, nanti ada banyak media berita.

Kalaupun dia keluyuran malam-malam dia takut tidak sengaja bertemu dengan Lee Minkyu, pria sialan itu di jalan.

Drtt...drtt...drttt..

Ponsel nya berdering, itu dari Lee Minkyu. Kenapa dia panjang umur sekali? Baru juga dibatin sudah menelpon.

Jenn tidak membalasnya. Hingga tiba tiba saja ada seseorang yang memeluk nya dari belakang.

Greepp.

"Yakk! Siapa ka--" ucapnya terhenti saat dia berbalik badan dan melihat Minkyu yang memeluknya lebih erat.

"Ya Minkyu! Ini di depan umum! Kau lupa siapa aku hah?!" Jenn mendorong tubuh pria itu agar menjauh darinya dan pergi masuk ke dalam restoran. Setidaknya jika disini lebih tertutup.

"Mianhe..."

Jenn tidak mendengarkannya. Dia memasang earphone dan pura-pura menyibukkan diri. Padahal dia tidak mendengarkan apapun di alat pendengar itu.

"Aduh Jenn... Maafin saya deh kalau misalnya saya punya salah sama kamu. Saya ga tau apa pastinya, tapi maaf yah?" Ujarnya.

"Jenn... Udah lah jangan ngambek gini, katanya mau bantuin aku buat benerin polaroid dan juga kameranya. Yah?"

Minkyu mendekat ke arah telinga Jenn dan melepaskan earphone itu kemudian mencium telinganya.

Chup~

"Ya! Apa yang kau lakukan?!"

"Salah kamu sih ga mau denger saya. Saya kan lagi bicara. Kalau orang tua bicara itu di dengerin nak..." Ujarnya bertindak seperti kakek-kakek berusia 50 tahun.

"Heh! Karena kamu yah! Mood ku jadi hancur! Pergilah! Aku akan pergi ke rumah mama ku, jika kamu ingin mengikuti ku aku akan berteriak jika kau baru saja macam-macam denganku!" Ancamnya dengan nada yang meninggi.

Minkyu terdiam. Baiklah... Dia akan diam saja saat ini, toh dia juga tidak bisa berkata-kata lagi.