Tawa Stella pecah beberapa detik setelah Bi Narti meninggalkan Galih dan Stella di ruang tv.
Sungguh demi apa pun Galih terlihat sangat lucu malam ini dengan seluruh kalimat protesnya.
Stella sampai memegang perutnya yang terasa nyeri--karena kebanyakan tertawa.
Sementara Galih merasa kesal dirinya di tertawai oleh Stella begitu puas--membuatnya kembali memposisikan tubuhnya menghadap televisi seperti semula--tak ingin lagi melihat Stella dan tawanya yang mengejek itu.
Atmosfer diruang televisi tiba-tiba saja berubah menjadi panas padahal pendinginnya di setel dengan suhu terendah.
Belum lagi tatapan kekesalan Galih teruntuk Stella semakin membuat suasana didalam pengap. Stella meredam tawanya ketika sadar Galih tengah menatapnya dengan sorot mata tajam dan dingin.
"Sorry, gue keterlaluan yah?" tanyanya dengan mimik wajah ketakutan menatap Galih.
Galih hanya melirik Stella dengan ujung matanya sekilas lalu kembali menatap layar didepannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com