webnovel

The Pain that I Gave

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku hingga pandanganku normal kembali, langit putih, ruangan ini tampak asing bagiku. Di mana aku? Pertanyaan-pertanyaan berkecambuk dalam benakku, lalu aku merasa lenganku seperti di sengat-sengat. Aku pun melirik ke arah lenganku, terdapat infusan. Tidak salah lagi, aku sedang berada di rumah sakit.

Aku mengingat-ingat kejadian sebelum diriku tidak sadarkan diri. Mulai dari pesawat, mobil terbang terguling, dan Kevin. Saat itu aku masih shock hebat kemudian Kevin datang menyeretku kasar tanpa rasa belas kasihan sedikit pun. Tidak kah dia tahu kejadian naas apa yang menimpaku? Tidak kah ia lihat kepalaku sedang di perban? Kemana rasa ibanya padaku? Dia sungguh kejam. Tidak sedikit pun peduli padaku.

Tidak terasa setetes air mata mengalir.

Tidak Luna. Kau tidak boleh lemah. Cukup sudah.

Aku memandang ke berbagai arah hingga mendapatkan sosok pria bertubuh tinggi berjas putih sedang sibuk dengan ponselnya.