"Kau …." Orang tua yang baru saja berbicara hanya bisa menatap Namara tanpa bisa berkata-kata.
Namara tersenyum mengejek. Kemudian dia beralih menatap Midas. "Tuan Midas, aku harap kau bisa mempertimbangkan ini," ucapnya.
"Aku akan menunggu sampai siang ini. Jika memang Tuan Eros tidak dibebaskan … terpaksa aku akan dengan terang-terangan menentang klan Sayap Hitam," lanjutnya dengan sedikit penekanan.
Midas mengatupkan mulutnya. Dia menatap Namara dengan ekspresi yang tidak menyenangkan. Selama beberapa saat dia hanya terdiam.
"Baiklah. Aku akan memikirkan ini. Sekarang, silakan kau—"
Namara tersenyum lalu segera memotong ucapan Midas, "Terima kasih. Aku memang akan pergi ke Istana Bintang."
Midas langsung melebarkan mata. Dia hendak mengatakan silakan pergi, tetapi bagaimana wanita itu justru berkata seolah dia sedang mempersilakan wanita itu untuk tinggal? Namara sungguh tak tahu malu!
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com