Baru saja tiga jam memejamkan mata di kasur, aku mendengar samar-samar kegaduhan yang aku juga tak tahu di mana sumber suaranya.
Aku tak menggubris suara itu. Aku juga mengecek jam di ponsel dan ternyata masih pukul sebelas malam. Ku tutup telinga dengan bantal agar suaranya tak terdengar lagi dan aku bisa tertidur dengan nyenyak.
Brakk!!!
Prang!!!
Aku berdecak kesal lalu duduk memperhatikan keadaan sekitar. Setelah kupastikan suara itu hening, aku kembali berbaring dan mencoba menutup mata, tapi sepertinya mataku tak ingin diajak kompromi lagi.
Aku juga semakin mendengar suara derap kaki yang ternyata, sumber suara itu berasal dari ruangan samping.
Awalnya aku tak menggubrisnya, tapi semakin sini suaranya semakin keras.
Aku tak tahu keributan apa yang ada di luar sana.
Dengan keterpaksaan yang luar biasa, perlahan aku turun dari kasur kemudian membuka pintu.
Sambil mengucek mata, aku melihat pintu ruangan Alif yang terbuka.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com