webnovel

Tangisan Rindu

"Tak perlu ragu untuk mengucap atau pun memulai. Aku sudah paham dan mengetahuinya sejak dulu. Cinta memang tidak dapat dipaksa, pun aku tak bisa memaksa dirimu agar lulus 'melupa'. Semuanya memiliki hak. Aku berharap padamu, kamu berharap padanya. Biar saja." -o0o- Lupakan saja apa yang sudah terjadi. Miliki seutuhnya tentang apa yang baru kita peroleh saat ini. Karna kesempatan tak mampu didapat untuk yang kedua kali. Jika memang dapat, itu mungkin anugrah. Kita bersyukur saja atas semua yang telah dikehendaki oleh-Nya. Jangan menuntut, atau pun menyesali. Karna semua hal pasti akan indah pada waktunya. Percayalah.

SitiMaisyaroh2_ · Teen
Not enough ratings
416 Chs

Candaan Antara Kami

"Hamzah, kamu mau tahu tidak? Sejak kecil, Alif menginginkan saudara. Entah siapapun itu. Mau paman, kakek, kakak, adik, pokoknya yang masih satu darah dari dia selain orang tuanya." ujarku menahan tawa ketika Alif merasa bahwa aku akan mengatakan segala kejahilannya di masa kecil.

"Oh ya? Lalu bagaimana lagi?" Hamzah terus menerus menanyakannya dari tadi.

"Ya seperti itu. Karena dulu tak tahu kebenarannya, dia selalu mengekor di belakangku. Kemanapun aku pergi, dia selalu ikut."

"Reine...," wajah Alif begitu memerah, "kamu jangan mengatakan segalanya."

Hamzah tertawa, "ohh..., ternyata seperti itu. Lalu ada apa lagi?"

Aku tak menggubris ucapan Alif. Aku malah mengingat-ingat lagi hal konyol yang pernah kami lakukan saat itu.

"Oh iya, aku ingat!" ujarku tersenyum licik menatap Alif.

"Aduh, apa lagi?" Alif memasang wajah cemberut.

Hamzah terus saja terkekeh melihat reaksi kami, "apa yang kamu ingat? Coba katakan lagi."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com